Cerpen – Sekotak Cokelat by Yola Maulani

Cerpen Sekotak Cokelat

“Saat sedang berjalan sendirian, tiba-tiba aku ditarik seseorang untuk masuk ke sebuah toko. Dari toko itu, tercium aroma gula yang sangat manis.

“Orang-orang yang bekerja di sana sangatlah sibuk. Lalu, aku dipersilakan untuk melihat-lihat seisi toko. Ternyata itu adalah toko kue dan manisan, Kak. Aku terkejut,” lanjut cerita sang adik.

Cerpen – Sekotak Cokelat by Yola Maulani

Sienna tertawa gemas mendengar cerita adiknya yang memasuki sebuah toko kue manisan tersebut.

“Ada banyak kue, cokelat, permen, biskuit, dan makanan manis lainnya. Oh iya, ternyata mereka dibantu peri-peri kecil untuk membuat makanan manisnya.

“Itu seperti sebuah toko kue ajaib. Semuanya mirip seperti dunia dongeng, Kak,” tutur sang adik. Sienna mengangkat alisnya. Sang adik tersenyum lebar, merasa senang dengan cerita yang dilontarkannya.

“Setelah itu, aku diberi bingkisan berisi kue, cokelat, dan beberapa permen kecil gratis oleh orang di sana. Katanya, aku harus menghabiskan semua makanan ini sebelum matahari terbenam.

“Mereka memberikannya sangat banyak, Kak. Aku sampai bingung harus menghabiskannya bagaimana. Tapi aku sangat senang diberi itu,” jelas sang adik sangat antusias.

Sienna kembali tersenyum. Lalu membuka mulutnya, bertanya kembali kepada sang adik sambil mengelus kepalanya.

“Setelah mendapat bingkisan dari toko itu, apa yang terjadi? Bagaimana kau habiskan semua makanan manis itu? Apakah kakak dapat juga?”

Sang adik yang diserbu pertanyaan mengerucutkan bibirnya. ‘Mengapa kakaknya ini bawel sekali?’ Meski demikian, ia mulai menjawab.

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn