Banyak hal yang harus dikerahkan dan dikorbankan. Sangat melelahkan,” ujar sang laki-laki.
Sienna tertegun mendengarnya. Sambil memandang biskuit cokelatnya, ia jadi teringat adik kecilnya di rumah yang tengah menginginkan manisan seperti dalam mimpinya.
Cerpen – Sekotak Cokelat by Yola Maulani
Adiknya pun sedang bermimpi saat ini, ingin memakan manisan. Namun, apa daya Sienna tak dapat mewujudkannya. Ia tak memiliki uang untuk membelikannya.
“Oh iya, ini ada sesuatu untukmu. Spesial dari Tuan Cokelat,” ucap sang laki-laki sambil menyerahkan sekotak cokelat padanya.
Sienna terkejut atas pemberian sang laki-laki. Sekotak cokelat, terbungkus rapi dengan pita merah khas toko tersebut. Sangat cantik. Ia mengusap kotak tersebut.
Artikel yang sesuai:
Pikiran pertamanya tertuju pada sang adik yang tengah menunggu dirinya, berharap akan pulang sambil membawa bingkisan untuknya. Sienna merasa ia telah dapat mewujudkan mimpi adiknya.
“Tolong terima cokelat itu sebagai tanda ucapan terima kasih kami,” kata sang laki-laki.
Sienna mendongak. Ucapan terima kasih untuk apa? Ia kembali bingung dengan perkataan sang laki-laki. Tiba-tiba Tuan Cokelat datang, seolah menjawab pertanyaan yang tak ia katakan.
“Kami berterima kasih kepadamu karena telah bermimpi. Jangan takut untuk bermimpi. Jika kau memimpikannya, pasti kamu dapat mewujudkannya, percayalah.
“Hatimu tak akan mengecewakanmu. Ikuti kata hati kemanapun kamu pergi, Nona Muda.”