Sienna tak ingin mengecewakan adik kecil yang sangat disayanginya. Ia sengaja memperlambat langkah sembari terus memikirkan hal yang sama. Jujur saja dirinya tak memiliki uang lebih.
Karena uang yang ada sudah ia sisihkan untuk keperluan hidup sehari-hari. Jadi tak mungkin cukup untuk membeli isi bingkisan itu. Namun, ia ingin mewujudkan keinginan adiknya.
Cerpen – Sekotak Cokelat by Yola Maulani
Sepanjang perjalanan, Sienna memandang bangunan-bangunan toko yang ia lewati. Di kota tempat tinggalnya, cukup banyak toko yang menjual kue, cokelat, permen, dan biskuit.
Haruskah Sienna memasuki toko-toko tersebut, lalu mengharapkan kemurahan hati pemiliknya untuk memberi sedikit kue yang mereka jual secara cuma-cuma?
Pertanyaannya adalah apakah mereka mau memberikannya? Sienna tak yakin. Kemudian, langkahnya terhenti di depan etalase kaca sebuah toko yang memajang kue dan cokelat dengan berbagai bentuk.
Artikel yang sesuai:
Sienna cukup tertarik untuk terus memandangnya. Ia membayangkan betapa senangnya sang adik saat diberikan salah satu dari cokelat itu.
Namun, apa daya, itu hanyalah bayangan saja. Mana mungkin ia bisa memberikannya. Uang saja tak ia miliki.
“Mencari kue yang seperti apa? Ada yang bisa aku bantu?” tanya seorang laki-laki padanya.
Sienna menoleh dan memandang laki-laki itu agak lama. Ia mengenakan seragam pegawai, terlihat dari logo toko yang terpampang rapi di pakaiannya.
Gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali. Sang laki-laki tersenyum kepadanya. Tak lama kemudian, ia menarik tangan Sienna dan mengajaknya memasuki toko tersebut. Sienna terkejut, tetapi mengikutinya.