Cerpen – Sekotak Cokelat by Yola Maulani

Cerpen Sekotak Cokelat

Saat Sienna menoleh ke belakang, ternyata itu ulah adik kecilnya. Sang adik menarik ujung baju seragam sambil memandangnya dengan tatapan yang terlihat menggemaskan bagi Sienna.

“Aku tak sempat merasakan isi bingkisan itu. Jadi aku tak tahu bagaimana rasanya,” cicit sang adik.

Cerpen – Sekotak Cokelat by Yola Maulani

Sienna mengerjapkan matanya berkali-kali, mencoba mencerna perkataan adiknya perihal mimpi yang ia ceritakan tadi.

Sang adik masih terdiam menatap kakaknya, sambil tak melepaskan genggamannya pada ujung seragam sang kakak. Sienna cukup memahami dan tahu maksud dari perkataan adiknya.

“Tolong lanjutkan mimpiku, Kak,” ucap sang adik. Sienna mengedipkan matanya.

Setelah mengatakan hal tersebut, sang adik kecil melepaskan genggamannya pada baju Sienna dan berjalan menuju sofa depan televisi. Kembali menonton acara kesukaannya di televisi rusak itu.

Sienna memandang sang adik yang tengah asyik menonton acara televisi sambil memeluk erat boneka kelinci kesayangannya. Ia menunduk sejenak dan berpamitan dengan sang adik.

Lalu berjalan keluar meninggalkan rumahnya dengan mata berkaca-kaca.

Pukul 13.00

Sienna baru saja keluar dari gerbang sekolah dan berjalan menuju rumah. Jujur saja, selama di kelas tadi, ia tak bisa berhenti memikirkan sang adik yang ingin makan isi bingkisan seperti dalam mimpinya.

Kue, permen, dan cokelat. Sienna harus menemukan benda-benda tersebut dan memberikannya kepada sang adik. Ia terus memutar otak. Bagaimana caranya agar ia bisa mendapatkan semua itu sekaligus?

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn