Perkataan itu membuatnya tertegun, begitupun sang laki-laki. Ia memandang lekat kotak cokelat tersebut.
Tuan Cokelat tersenyum, lalu kembali membuka mulutnya, “Sekarang kembalilah ke rumahmu. Makanlah cokelat tersebut bersama adikmu. Pasti ia tengah menunggumu pulang.
Cerpen – Sekotak Cokelat by Yola Maulani
“Jangan membuatnya menunggu lebih lama.” Sienna terkejut. Bagaimana ia mengetahui bahwa Sienna memiliki seorang adik dan tengah menunggunya membawa manisan?
Sang laki-laki kembali menarik tangan Sienna dan menuntunnya ke pintu toko. Diikuti Tuan Cokelat, serta tatapan ramah dari seluruh pegawai toko.
“Terima kasih telah mewujudkan mimpi adikku. Ia pasti sangat senang,” ucap Sienna sambil membungkukkan badannya berkali-kali.
Artikel yang sesuai:
Tuan Cokelat tertawa dan menghampiri Sienna seraya berkata, “Tidak, Nona Muda, kaulah yang mewujudkannya. Bukan kami. Hatimu yang menuntun untuk mewujudkan mimpi itu.
“Seperti yang aku bilang tadi, hatimu tak akan pernah mengecewakanmu.” Sienna tertegun dan mengangguk setuju.
Benar, keinginan hatinya untuk mewujudkan mimpi adiknya tak pernah mengecewakannya. Buktinya, mimpi sang adik tercinta dapat terwujud dengan cara yang tak terduga.
Sienna berpamitan kepada mereka seraya melambaikan tangan. Sang laki-laki dan Tuan Cokelat balas melambaikan tangan mereka.
Gadis itu membuka pintu toko dan berjalan kegirangan sambil tak henti memandang kotak cokelat tersebut. Ia bersenandung dengan riang.