Cerpen – Gelang Hitam by Kayla Bilqis

Cerpen - Gelang Hitam by Kayla Bilqis

“Ohh. Jadi Delta mau menyatakan perasaannya ke Aska?” Tanya ku kepada Vera, Delta dan Desta.

“Ya begitulah. Delta mau nyatain perasaan aja ribet banget. Menye-menye banget jadi cowo lu Del” ucap Desta menyindir Delta. Delta dibuat kesal oleh kakak kembarnya.

“Kebetulan banget Del, si Aska udah suka sama kamu dari SMP. Cepet jadikan pacar aja, keburu dia diambil orang” ujarku ke Delta.

“Oiya kalo boleh tau Vera ini siapanya siapa?” Tanyaku kepada Vera. Desta menutup telinganya dengan wajah tertekan.

“Haha. Kalo boleh jujur, aku ini tunangannya Desta. Makanya kenapa kita sama-sama pakai gelang hitam” jawab Vera sedikit tertawa.

“Ya begitu. Kita awalnya berpacaran dari SMP, malah dijodohin sama orang tua” tambah Desta dengan senyum lesunya.

“W-wahh kalian sudah bertunangan? Delta engga?” Sindir ku ke Delta dengan senyum sinis.

“H-heh punya pacar aja aku belum. Tunggu aja” jawab Delta dengan nada sedikit tinggi.

“Yaudah kamu mau gimana, nembak Aska?” Vera bertanya lagi dengan bersandar ke tubuh tinggi Desta.

“Aku suka bikin Aska marah. Jadi aku mau liat apa dia bener-bener suka sama aku. Orang yang suka dengan seseorang pasti akan cemburu kalo orang yang dia suka dekat dengan orang lain” jelas Delta dengan panjang dan lebar.

“Mana bisa gitu woi” teriakku, Vera dan Desta bersamaan.

“Ya bisalah. Vera bisa tolong aku bikin si Aska cemburu kan?” Celetuk Delta yang membuat Desta kesal.

“Pinjem doang astaga. Aku sukanya sama Aska kok. Boleh kan Va bantu aku?” ucap Delta nyeleneh. Ia mengira kalau kembarannya cemburu jika dia meminjam tunangannya.

“Terserah. Mau kapan?” Jawab Vera pasrah. Aku hanya menggelengkan kepala.

“14 Februari. Pas sama valentine kan” jawab Delta bersemangat.

“Gunanya aku sama dia ngapain?” Tanya Desta seraya menunjukku. Aku juga tidak terlalu berpikir apa gunaku di sini sampai sampai Delta mengajakku diskusi tentang ini.

“Buat bantu kelancaran aja” jawab Delta seraya mengacungkan ibu jarinya.

“Idihh” ujar Desta tak terima.

“Aku traktir mie ayam di kantin deh” tawar Delta seraya memberikan tangannya ke arah Delta.

“Oke deal” Desta dan Delta berjabat tangan pertanda Desta menyetujui tawaran Delta.

Kembali ke masa kini (Sudut pandang Aska)

“Delta ini minta tolong ke kami dan wakil nya buat bikin kamu panas, Aska. Semoga kamu gak marah ke Delta” ujar Reva seraya menyilangkan tangannya.

“Jadi Vera ini pasangannya, Desta? Maaf Vera aku mengira kamu pacarnya Delta” aku meminta maaf kepada Vera karena salah paham.

“Tenang aja, ini bukan salahmu kok. Ini salahnya Delta” jawab Vera santai seraya menunjuk Delta.

“Iya deh aku yang salah. Udah puas?” Pasrah Delta mengangkat kedua tangannya layaknya penjahat yang tertangkap polisi.

“Oiya As. Kalau kamu sadar dari tadi Delta tiba-tiba deket sama kamu, itu dia cuman pengen caper (cari perhatian) ke kamu” tambah Andrea yang membuat Delta sedikit malu.

“Yaudah to the point aja. Kamu terima kembaranku gak?” Tanya Desta seraya membungkuk ke arahku.

“Y-ya aku terimalah masa enggak!” ucapku dengan nada tinggi, wajahku benar-benar merah sekarang. Aku menerima bunga mawar pemberian Delta dan memeluknya erat-erat.

“Hadeh. Kayaknya aku doang yang jomblo ya. Gapapa deh. Aku gapapa” celetuk Andrea seraya mengacungkan ibu jarinya.

“Sekarang Aska punyaku. Gak ada yang boleh ambil. Gelang hitam dariku, pertanda kalau kamu sudah ada yang punya ya, Ka” ucap Delta meraya memberiku sebuah plastik transparan kecil berisi cokelat dan gelang hitam.

“Ini beneran?” Tanya ku seraya menggosok kedua mataku.

“Iya beneran” Delta mengusap kepalaku dan menjawab pertanyaanku.

“Ekhem. Jangan lupa mie ayam nya Del” celetuk Desta seraya memposisikam tangannya seperti tengah batuk. Andrea dan Vera membuat ekspresi seakan-akan ikut meminta traktiran dari Delta.

“Ha- haha iya-iya” jawab Delta dengan senyuman pasrahnya. Aku tertawa kecil melihat tingkah mereka.

Pada Akhirnya, setelah semua kesalah pahaman yang terjadi karena gelang hitam sudah selesai. Delta, ketua kelas yang terkenal disukai oleh banyak perempuan ini milikku sekarang. Awalnya aku ragu, aku akan menjadi pacarnya, tapi ternyata hal yang aku impikan sejak SMP ini bisa menjadi nyata.

Penulis: Kayla Bilqis

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn