Cerpen – Gelang Hitam by Kayla Bilqis

Cerpen - Gelang Hitam by Kayla Bilqis

Jam istirahat telah berbunyi. Beberapa anak di kelasku mulai berhamburan keluar kelas. Tapi tidak denganku, aku masih meneruskan gambaranku. Aku masih sedikit kenyang, karena di jam istirahat pertama, aku memakan makanan berat. Mungkin di istirahat kedua ini aku akan membeli jajanan kecil saja. Perempuan yang aku kira “pacar” dari Delta kembali memanggil Delta. Delta langsung menuju keluar. Saat Delta melewatiku, ia memberikan aku suatu kertas kecil yang berisi beberapa kata.

“Temui aku. Taman. Jarang. Manusia” kira-kira seperti itu kode yang berikan oleh Delta. Setelah membisik itu, Delta langsung berlari menemui perempuan tadi dan keluar kelas. Aku berpikir sejenak. Apa maksud dari kode itu. Aku menulis di lembar buku yang kosong. Aku membuat semacam diagram yang mengartikan 3 kata tadi.

Taman. Sudah pasti itu adalah sebuah lahan yang penuh dengan tanaman. Di sekolah ini terdapat  3 taman utama. Satu berada didekat lapangan olahraga, taman kedua berada di dekat kantin. Dan taman ketiga berada di ujung belakang sekolah.

Jarang. Jarang udah berarti pasti nyaris tidak pernah. Atau pernah sesekali. Mungkin maksudnya jarang ini tidak pernah ditemui.

Manusia. Manusia adalah orang bukan? Sepertinya orang di sini merujuk pada siswa-siswi di sekolah. Kalau aku menggabungkan semua arti ini, aku menemukan sebuah kalimat.

“Temui aku, di taman sekolah yang jarang didatangi murid sekolah”

Aku merasa bangga karena bisa menggabungkan 3 kode ini menjadi 1 kalimat yang utuh. Seperti nya Delta menyuruhku untuk menemuinya di taman belakang sekolah. Aku melihat jam di kelas. jarum jam menunjukkan pukul 13.10. berarti aku sudah menghabiskan  10 menit waktu istirahat ku untuk memecahkan kode dari Delta. Aku melirik ke arah bangku Andrea, dia juga sudah keluar. Hari ini benar-benar aneh.

Aku berjalan sedikit cepat sambil memakan biskuit cokelat. Aku pergi menuju taman yang berada  di belakang sekolah. Aku sedikit ragu, apa benar ini tempatnya. Aku duduk di tempat dimana aku menangis saat aku tau Delta sudah mempunyai pacar. Selang beberapa menit. Tiba-tiba Delta datang dari arah belakang ku.

“Wah wah. Kamu cerdas juga ternyata. Aku  hanya memberimu 3 kode tapi kamu berhasil memecahkannya dengan cepat” puji Delta seraya menepuk tangannya. Aku semakin dibuat kebingungan. Aku berdiri dari tempat duduk ku dan menghadap ke arah Delta.

“Sebenarnya kenapa kamu menyuruh ku kesini?” Tanya ku dengan tegas. Aku sedikit khawatir karena di sini hanya ada aku dan Delta. Apalagi Delta ini laki-laki.

“Aku? Hmm, aku cuman mau-”  Delta langsung mendekati ku dan memegang pundakku. Aku terkejut dengan perlakuannya. Ia seperti menyembunyikan sesuatu di belakang tubuh tinggi nya.

“M-mau apa kamu?!” Ujarku berusaha tegas. Tapi Delta sudah membuatku ketakutan setengah mati.

“Aska, aku ini memang tidak profesional. Tapi-,” Ucap Delta seraya mengeluarkan sesuatu yang sedari tadi ia sembunyikan di belakang tubuhnya.

“A-aska, aku sudah lama menyukai mu.. kamu mau kan jadi pasanganku?” Ucap Delta seraya memberiku 2 tangkai bunga mawar merah. Aku masih memproses kejadian ini. Aku terkejut dan bisa merasakan rona merah di pipi. Aku memukul pipiku karena aku menduga ini hanya mimpi. Tapi ternyata ini benar benar nyata.

“Sepertinya kamu tidak mau menerimaku-”

“Bukan begitu, aku juga sudah menyukaimu sejak lama. Tentu saja aku akan menerimamu” aku memotong ucapan Delta. Delta lalu tersenyum senang melihatku.

“Tapi Delta, bukannya kamu bilang kamu sudah punya pacar” tanya ku sedikit takut. Delta hanya tertawa kecil.

“Hadehh Delta. Harusnya kamu bilangnya pacar bukan pasangan. Tapi semoga saja kalian bisa jadi pasangan hidup. Kamu tidak profesional sekali”. Tiba-tiba, seorang laki laki yang mirip dengan Delta datang menghampiri kami.

“E, kamu? kamu siapa? Kenapa mirip Delta?” Tanya ku penasaran. Aku benar-benar kebingungan untuk membedakan Delta dan laki-laki itu.

“Namaku Desta, Ketua kelas XI-IPS-4 sekaligus kakak kembar dari Delta” ucap laki-laki itu memperkenalkan diri.

“Pantas saja kalian mirip. Tapi Del, kamu kan bilang kalau kamu udah punya pacar?” Tanya ku sekali lagi. Delta hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

“Ah sepertinya Delta belum bisa menjelaskan semuanya. Biar Vera dan Andrea saja yang menjelaskan. Hei kalian, keluar. Jangan sembunyi lagi!” teriak Desta ke arah sebuah bangunan lama di dekat sebuah pohon.

“Aska, sepertinya kamu harus tau banyak hal ya!” ucap perempuan yang aku kira “pacar” Delta disusul oleh Andrea.

“Hah? Andrea? Kamu-” ucapku dipotong oleh Andrea.

“Haha iya ini aku. Terkejut?” Sela Andrea seraya mendekati ku.

“B-bagaimana bisa” Aku menoleh ke arah kanan kiri atas dan bawah. Aku benar benar kebingungan.

“Gini As. Waktu aku mau kembali ke kelas saat kamu masih menyendiri di sini…”

Flashback 2 minggu yang lalu (sudut pandang Andrea)

Saat aku berjalan santai menuju kelas. Tiba-tiba, seorang laki-laki berambut cukup berantakan menghentikan ku dan langsung menarikku menuju perpustakaan.

“Siapa sih kamu- eh Delta? Kenapa kamu mengajakku kesini?” Tanya ku kepada Delta yang masih mengatur nafasnya.

“Udah ikut aja” jawab Delta singkat dan langsung menarikku untuk masuk ke dalam perpustakaan.

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn