Cerpen – 30 Hari by Komarieh

Cerpen - 30 Hari by Komarieh

Delapan hari telah berlalu saat kejadian di mana Aska mengatakan sesuatu yang entah itu amarah atau rasa khawatir yang dia rasakan untuk Nila. Sejak saat itu juga dia tidak lagi melihat Nila. Entah ke mana dia, Aska juga tidak lagi bertanya kepada Gina.

Tugas yang diberikan guru dua minggu yang lalu juga telah dikumpulkan walau Aska mengumpulkannya sedikit terlambat. Saat ini Aska sedang berada di taman sekolah, entah apa yang dia pikirkan sejak tadi.

Tiba-tiba ada seseorang yang datang dan memberikan sebuah buku di hadapannya. Dia adalah Gina, gadis itu menemui Aska untuk menjelaskan semuanya. Gina sudah tidak bisa menyimpan semua rahasia Nila. Cukup, dia tidak ingin di saat sahabatnya berjuang dalam penyakitnya, seseorang yang sahabatnya kagumi atau bisa dikatakan sahabatnya cintai saat ini membencinya, Aska harus tahu semua yang terjadi pada Nila.

“Nila menulis ini agar kamu tidak mengerjakannya seorang diri”

“Saat itu dia ingin memberikannya, tetapi kamu lebih dulu marah dan pergi meninggalkan dia”

Aska terdiam melihat semua tulisan di buku itu sambil mendengarkan penjelasan dari Gina. Dia juga merasa bersalah karena pada saat itu tidak mendengarkan penjelasan atau melihat isi buku yang diberikan Nila lebih dulu.

“Nila sakit, penyakit yang dideritanya adalah penyakit yang sedang kamu dan dia jadikan topik tugas”

Aska tertegun mendengar apa yang dikatakan Gina. Bayangan-bayangan di mana Nila menolak untuk tidak mencari informasi tentang penyakit ini, saat seorang dokter di rumah sakit itu menyebut nama Nila walau mereka belum mengenalkan diri dan saat semua pasien itu terlihat akrab sekali dengan Nila. Semua bayangan itu hadir dan saat Nila mengatakan jika kepalanya sakit itu semua karena Nila mempunyai penyakit, kanker otak.

“Dan saat ini dia kembali berada di rumah sakit”

“Nila tidak ingin kamu tahu, karena dia tidak ingin jika kamu mengasihani dia. Nila sangat bahagia saat bisa menghabiskan waktu dengan kamu Aska, karena dia mencintai kamu”

Kata terakhir Gina membuat Aska kembali tertegun. Mengapa dia tidak menyadarinya.

“Di halaman terakhir ada puisi yang Nila buat” Gina bangkit dan meninggalkan Aska sendiri. Aska membuka halaman terakhir, terdapat sebuah puisi yang belum selesai, Aska membacanya.

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn