Dan di sinilah Nila sekarang, di taman dekat sekolahnya. Semenjak pembicaraannya bersama Aska di kantin, mereka menjadi lebih akrab dari sebelumnya. Awalnya Aska hanya memberi senyum manisnya untuk Nila, tetapi sekarang mereka lebih sering berbicara. Hari ini Aska mengajak Nila bertemu di taman setelah pulang sekolah, karena mereka akan membicarakan tugas mereka lebih serius lagi.
“Sudah nunggu lama La ?” ucap seseorang yang muncul dari belakang Nila. Ternyata Aska, dia sudah datang.
“Baru saja” jawab Nila.
Mereka membicarakan kelanjutan dari tugas itu, beberapa pendapat dari Aska dan Nila yang berbeda. Aska membuat senyum di bibirnya dan itu juga membuat Nila agar ikut tersenyum juga.
“Bagaimana kalau kita bahas penyakit kanker” usul Aska.
Artikel yang sesuai:
“Jangan kanker” tolak Nila.
Walaupun Nila menolak usul Aska yang satu ini, tetapi Aska tetap dengan pendiriannya. Akhirnya mereka akan membahas tentang penyakit kanker otak. Awal tugas mereka dimulai hari ini. Aska dan Nila langsung menuju ke rumah sakit dan meminta izin beberapa hari ini untuk mereka mencari informasi. Mereka menemui dokter sepesialis kanker otak untuk meminta penjelasan lebih rinci.
“Nila kamu…” kata-kata dokter itu terhenti ketika melihat Nila meletakkan telunjuk di mulutnya, pertanda agar dokter itu tidak melanjutkan perkataannya.
“Maaf dok kami mengganggu, saya Aska dan ini teman saya Nila, kami ingin menanyakan informasi tentang kanker otak” Aska memberi penjelasan dengan kedatangannya dan Nila ke rumah sakit ini.
Saat mendengar penjelasan Aska, dokter itu mempersilahkan mereka masuk keruangannya dan langsung memberi penjelasan. Tapi yang membuat dokter itu bingung adalah Nila, mengapa dia tidak ingin temannya tahu jika dokter itu mengenalnya.