Aska menepati janjinya, hari ini dia datang ke rumah Nila untuk menjeputnya. Namun, rumah itu nampak kosong, sudah beberapa kali Aska mengetuk pintunya dan memanggil-manggil nama Nila, tetapi tidak ada hasil. Kemudian Aska pergi menuju rumah Gina, mungkin saja Nila ada bersama Gina, tetapi mengapa dia tidak mengabari Aska.
Saat Aska sampai dirumah Gina, Ibunya mengatakan jika Gina menemani Nila. Aska bingung, mereka ada di mana sedangkan Ibunya Gina tidak memberitahu keberadaan mereka. Akhirnya Aska memutuskan untuk melanjutkan tugasnya seorang diri, dia mendatangi rumah sakit yang kemarin. Dia mencari informasi lebih tentang tugasnya ini.
Setelah dia selesai, Aska memutuskan untuk mendatangi rumah Nila lagi, tetapi nihil rumah itu tetap kosong. Karena tidak mendapatkan informasi di mana Nila, Aska pun memutuskan untuk pulang ke rumahnya.
Di lain tempat, tepatnya di rumah sakit seorang gadis sedang terbaring lemah di ranjang nya dengan alat medis yang melekat di tubuhnya. Sang Bunda hanya bisa menangis melihat kondisi anaknya. Sedangkan, sahabatnya mencoba tegar dan memberi semangat kepada Bunda sahabatnya.
Gadis itu adalah Nila, sekarang dia terbaring lemah. Sejak kemarin kondisi nya kembali memburuk. Namun, Nila mencoba tetap tersenyum, dia tidak ingin waktunya habis hanya dengan tangisan. Bunda Nila mengatakan akan pulang sebentar untuk mengambil barang-barang yang diperlukan, dan dia menyuruh Gina untuk sementara menjaga Nila.
Artikel yang sesuai:
Saat Gina mendekat keranjang Nila, gadis itu mengatakan jika dia ingin menulis puisi yang dia janjikan untuk Aska. Gina pun menurutinya, dia mengambil sebuah buku dan pulpen untuk Nila.
Nila mulai menulis rangkaian kata-kata indah di dalam buku itu. Saat dia menulis puisi itu dia tersenyum membayangkan Aska akan membacanya nanti. Belum sempat puisi itu selesai Nila kembali merasakan kepalanya sakit, Gina kembali panik dan segera memanggil dokter.
Suster menyuruh Gina untuk menunggu di luar, sebelum dia keluar Gina mengambil buku yang tadi dia berikan kepada Nila. Gina membaca apa yang ditulis Nila, dia menitikkan air mata setelah membaca itu. Tidak beberapa lama dokter keluar dan memberitahu Gina bahwa dia sudah bisa menemani Nila kembali.
Sebelum dokter pergi dia mengatakan jika ada teman Nila yang bersamanya kemarin datang ke rumah sakit ini untuk mencari informasi.
“Tetapi dokter tidak mengatakan jika Nila di sini kan ?” tanya Gina.
“Tidak, saya tidak mengatakan karena saat itu Nila mencegah saya untuk mengatakan pada temannya yang bernama Aska”
Setelah dokter itu pergi Gina masuk dan mendapati Nila sedang tertidur pulas. Dia berfikir apa sebaiknya dia memberitahu Aska. Mungkin sekarang Aska sedang bingung mencari Nila untuk melanjutkan tugasnya. Namun, Nila melarang agar tidak memberitahu Aska, dia tidak mau dikasihani dengan penyakitnya ini.
Saat malam tiba, Nila terbangun dari tidurnya dia mengambil buku yang berada di meja sebelah ranjang nya, dia menuliskan sesuatu di buku itu, mungkin dia melanjutkan puisi nya yang tertunda. Gina masuk dan melihat bunda Nila sedang tertidur sedangkan Nila dia sedang serius menulis sesuatu. Gina menanyakan apa yang ditulisnya, Nila menjawab jika dia melanjutkan tugasnya bersama Aska.
Ternyata dia menulis segala hal yang dia tahu tentang penyakit yang sedang Aska dan Nila teliti. Nila tidak ingin lari dari tanggung jawabnya, dia juga tidak mau membuat Aska mengerjakan tugas itu sendirian jadi dia melakukan ini.