Intan dan Pras sudah berada di mall, mencari kudapan dan makanan berat yang cocok untuk disantap saat hujan dan udara dingin kala itu. Jakarta yang terbiasa dengan udara panasnya, hari itu terasa sangat dingin.
“Enaknya makan apa ya Tan?”
“Bebas mas, enaknya sih makan yang anget-anget dan pedes gitu lah.”
“Sambel aja, minumnya air panas, kan udah pedes anget tuh mulut sama perut pada berantem. ” Pras terkekeh mendengar perkataan Intan.
“Yaelah Mas, yakali sambel dicemil.” Intan mencubit kecil perut Pras.
Artikel yang sesuai:
“Aduh… Sakit.”
“Abisan, ada-ada aja nih orang, yakali makan sambel nya doang.”
“Makan Marugame Udon yuk mas! Sepertinya enak.”
“Boleh, ayuk.”
Larut dalam obrolan panjang sambil memakan udon, makanan favorit nya Intan. Tak sadar bahwa jam menunjukkan pukul 13.00 WIB dan Intan hampir terlambat untuk rapat yang akan dimulai pukul 14.00 WIB.
“Aduh mas, udah jam segini.”
“Kamu rapat jam berapa emang?”
“Jam 14.00 mas, saya harus buru-buru nih takut telat.”
“Yaudah ayok, saya antar sekarang.”
Dalam perjalanan menuju kantor, Intan larut dalam lamunannya, sambil memandang ke luar jendela mobil. Berat rasanya Intan berpisah dengan Pras, karena dia berharap bisa bertemu lagi dengan Pras, namun itu hal yang mustahil karena kita tidak bertukar nomor Handphone.
“Tan, sudah sampai.”
“Pulang kantor selesai jam berapa?”
“Belum tau mas, mungkin jam 17.00 WIB sudah selesai.”
“Oh gitu… See you again Intan.” Sambil tersenyum Pras hilang menjauh dari pandangan Intan.
Pras merasakan hal aneh saat meninggalkan Intan di kantor, seperti ada yang hilang saat itu. Begitu pun Intan, yang masih berdiri di pintu masuk, rasanya seperti meninggalkan hal yang berharga. Intan sempat menyesal mengapa dia tidak bertanya nomor Handphone nya. Intan merasa, dia gengsi karena harus meminta terlebih dahulu.
“Masa iya sih, minta no Handphone duluan, gengsi dong!”
Dalam benaknya, Intan penuh dengan rasa menyesal dan penasaran.
Penulis: Heli Halimah