Cerpen – Stasiun Gambir by Heli Halimah

Cerpen - Stasiun Gambir by Heli Halimah

“Ayok Tan, jangan kebanyakan bengong saya antar sekalian lewat.”

Intan yang tak bisa menolak ajakan Pras dan segaligus berbunga-bunga saat terpaksa diantar oleh Pras.

“Eh… Iya mas, sebentar.”

“Aduh mas, jadi merepotkan begini loh, saya jadi gak enak.”

“Gak apa-apa sih, lagian sekalian lewat juga kan.”

Krubukkkkk…. Krukkkk… Krubukkkkk… Bunyi perut Intan yang tak bisa dikompromikan karena saat pergi, Intan tak sempat sarapan, dan di dalam kereta pun Intan tak sempat makan apa pun.

“Tan, bunyi perut kamu ya?”

“Laper Tan?”

Intan tersipu malu, pipinya memerah saat perutnya berbunyi dan tak bisa berkata apa-apa.

“Pak, di depan mampir ke GI ya, mau cari makan dulu.”

“Eh mas, kan mau langsung ke kantor saya, kok malah ke GI dulu?”

“Gak apa-apa, kita makan dulu habis itu kamu ke kantor, lagian nanti di kantor juga pasti tidak sempat makan, kamu juga udah telat.”

Intan yang merasa ada yang aneh dengan dirinya, karena selama ini, baru kali ini ada orang yang peka tanpa harus meminta. Intan yang mendapatkan perlakuan sederhana ini, membuatnya salah tingkah.

“Oh iya mas, saya udah ngerepotin dua kali nih mas. Jadi gak enak.”

“Enakin aja Tan, lagian kamu juga di Jakarta sendiri kan?”

“Ada saudara atau siapa gitu yang kamu kenal?”

“Hehehe… ” Intan tersipu malu

“Gak ada sih mas, palingan orang office aja, itu juga hanya sebatas kerjaan.”

Pras tersenyum, dan senyumannya itu membuat Intan tak bisa memalingkan pandangannya sampai Pras menyadarkan Intan dari lamunannya.

“Ayok Tan, udah sampai.”

“Eh… Udah sampai ya?”

Saat Intan hendak turun dari mobil, Pras membukakan pintu mobil untuk Intan. Untuk yang kesekian kalinya membuat Intan berbunga-bunga, karena baru kali ini juga Intan mendapatkan perlakuan seperti ini. Sederhana, tapi Intan tak pernah mendapatkannya dari siapa pun bahkan dari seorang laki-laki yang pernah ia cinta sekali pun.

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn