Cerpen – Penyesalan Terdalam by Marni

Cerpen - Penyesalan Terdalam by Marni

Sebenarnya semua permintaan Kirana tidak ada yang memberatkan seorang orang tua, permintaan Kirana terkesan sederhana. Hanya saja orang tua selalu menganggap hal yang sederhana ini tidak perlu dilakukan karena terlihat anak pun bisa melakukannya sendirian.

Jika itu terus terjadi, maka anaklah yang akan menimpa hal buruknya. Tak bisa berkomunikasi baik dengan Guru, bahkan bisa berbuat curang pada teman-teman yang tak disukai. Sekecil apapun perbuatan orang tua pasti akan menimbulkan dampak baik-buruknya pada anak tergantung sikap dan tindakan orang tua.

Kini, seorang Aila Permatasari yang ambisius pada kekayaan menyesali semuanya. Semua yang ia lakukan demi uang terasa sia-sia ketika telah melihat anak tersayang telah melawan rasa sakit demi bernapas dengan baik.

“Papa,” gumam Kirana membuat Aila berdesak menatapnya.

“Sayang, ini … ini, Mama, sayang.”

“Papa,” ujar Kirana berulang kali dengan mata yang masih terpejam.

Aila panik dengan air mata yang terus mengalir. Aila pun segera menghubungi Yuda. Usahanya nihil. Yuda sama sekali tidak bisa dihubungi.

Aila frustrasi dan mulai mencium pucuk kepala Kirana cukup lama, “Ini, Mama, sayang.”

“Papa.” Kirana mulai membuka mata dengan tatapan lurus. Bibirnya semakin memucat.

“Aku minta maaf, Ma. Aku enggak bisa mengerti kesibukan kalian. Aku … sayang kalian.” Kirana menarik napas dalam susah payah.

“A-aku ingin, kalian hidup rukun. Itu … saja.” Kirana memejamkan mata untuk yang terakhir kalinya.

Aila membeku dengan raut tak percaya dengan mengecek pernapasan Kirana. Aila mengguncang keras tubuh lunglai Kirana yang sudah tak bernyawa. Bagai tersambar petir, hati seorang Ibu detik ini juga terasa ditikam ribuan jarum bercampur racun. Rasa sakit kehilangan tidak bisa dijabarkan dengan kata-kata melainkan hanya sebuah isakan penyesalan.

1 komentar untuk “Cerpen – Penyesalan Terdalam by Marni”

Tinggalkan Komentar