Cerpen – Asmara Senja by Frisca Hadinagoro

Cerpen - Asmara Senja by Frisca Hadinagoro

Ia rekam dalam pikiran dan tersenyum puas. Tak lama saat Laksmi mengibaskan rambutnya lagi, kedua mata Laksmi tanpa sengaja mengarah ke Sadhana. Ia terkejut melihat pria asing. Sadhana pun tersadar dan segera menjauh dari tempat tersebut. Ia memanggil ajudan, bergegas pulang agar tidak dilihat Laksmi maupun warga sekitar.

Setelah Sadhana membeli kue untuk ulang tahun ibundanya, ia membeli kue beraroma keju yang khas. Ia menyukai kue bertoping keju. Tanpa pikir panjang, ia langsung memesan kue tersebut. “Pasti dia suka kue pemberianku” Sadhana tersenyum tenang.

Di perjalanan ia bertanya pada ajudan bahwa ia ingin bertamu kerumah Laksmi. “Kamu tau alamat rumah kembang desa itu? Saya ingin bertamu ke rumahnya”

“Saya pernah melihatnya di pasar, rumahnya tidak jauh dari pasar. Coba nanti kita tanyakan pada warga sekitar”. Tak lama si ajudan bertanya dengan warga sekitar dan langsung menunjukkan. Sampai di depan rumah Laksmi si ajudan turun dari kendaraan, sementara Sadhana menunggu di dalam.

Tepat di depan pintu, sebelum pintu diketuk si ajudan. Pintu langsung terbuka lebar dan melihat ada pria paruh baya membuat Laksmi terkejut. Ia melihat si ajudan tersenyum ramah yang memegang kue dengan kedua tangan di depan dada.

“Maaf, ingin mencari siapa ya.” Sementara si ajudan masih menikmati kecantikan Laksmi dan tersenyum. Laksmi bertanya tiga kali, hingga si ajudan tersebut menatap Laksmi dan tersadar. “Oh, ini ada bingkisan dari tuan muda.” Laksmi mengerutkan dahi.

Dalam hati ia bertanya “Tuan muda? Siapa? Aku tak pernah menemui pria dari kalangan bangsawan. Aaa, jangan-jangan dia yang tertangkap sedang melihatku waktu mencuci” Laksmi tersenyum dan melihat kendaraan dari kejauhan, ia melihat Sadhana di dalam. Ia bertanya, mengapa bukan tuan muda langsung yang memberi kuenya.

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn