Cerpen – Dua Insan Bibliophile by Karina Hayya

Cerpen - Dua Insan Bibliophile by Karina Hayya

Langkah kaki Nadira membawanya masuk ke toko buku bekas. Simple outfit dengan totebag hitam favoritnya menemaninya hari ini.

Suasana toko ini seperti biasa—tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa pengunjung. Di daerah ini terdapat banyak sekali toko buku, tetapi yang menjual buku-buku original hanya toko yang dikunjungi Nadira ini. Di sebelah kanan dan kiri toko buku bekas itu menjual buku-buku bajakan yang tak akan Nadira beli tentunya.

Cerpen – Dua Insan Bibliophile by Karina Hayya

Gadis bibliophile itu tersenyum ramah pada penjaga toko yang sudah tidak asing baginya. Ia sering mengunjungi toko ini. Meski ini toko buku bekas, tetapi buku-buku yang mereka jual masih layak untuk dikoleksi.

Nadira belum tahu mau membeli buku apa. Saking banyaknya daftar keinginan buku maupun novel, ia sampai bingung harus membeli yang mana dulu.

“Hai …”

Nadira menoleh pada sumber suara. Ia tersenyum simpul sebelum menjawab, “Hai.”

“Cari buku apa?”

Nadira mengernyit. Ia tahu, jika pemuda di sebelahnya bukanlah staf toko. Namun, wajahnya juga tidak asing bagi Nadira. Mungkin, pemuda itu sering kemari—seperti dirinya. “Belum tahu,” jawabnya seraya menggeleng.

Pemuda itu mengangguk-angguk. “Sama kalau gitu.”

Nadira kembali pada deretan buku-buku berjubel di rak, mengacuhkan pemuda itu yang masih mengamati gerak-geriknya. Ia tak mau penjelajahan buku-buku kali ini diganggu.

“Genre kesukaan lo apa? Fiksi? Non-fiksi?”

Suara berat itu kembali terdengar. Padahal, Nadira berharap tidak berbicara lagi dengannya. Ia hanya melirik sedikit. “Banyak. Prefer ke fiksi, salah satunya romance.”

Zoey, pemuda itu bergumam. “Kayaknya itu genre yang hampir disukai banyak orang, ya?”

Nadira tidak menjawab, sibuk dengan buku-buku bekas di depannya. Ia mengulurkan tangannya ke rak bagian atas, coba meraih buku bersampul hijau tosca yang tak sampai diraih tangannya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *