Aku tersenyum menatap tulisan ini Entah, itu bisa disebut puisi atau tidak. Yang pasti itu tulisan isi hatiku. Kakakku menepuk kedua pundakku, membuat diri ini kaget. “Hayo! Kamu kenapa senyum-senyum? Jangan bilang kamu lagi kesemsem sama si Kean itu. Cie-cie, Ayah! Adik sudah tahu cinta-cintaan.”
“Ish, apa sih kak? Aku sudah gede, sudah tahu lah apa itu cinta. Sana, keluar! Aku mau bocan, bobok cantik,” ucapku mendorong kakak ku keluar.
“Alah bilang aja mau video call an sama si Kean. Dasar bucin! Hahaha bye!” sumpah ketawa kakakku itu tidak enak didengar. Bikin telinga ini sakit, untung sayang.
Aku ada karena mu, aku bertahan untuk mu, Ibu.
Terima kasih, Ibu.
Penulis: Sang Ayu Ketut Anggrawati