Teladan Sedekah Dari Abu Bakar by Sulaikah Kurniawati

Teladan Sedekah Dari Abu Bakar

Sedekah.

Suatu aktivitas sederhana yang efeknya tidak sederhana. Menurut KBBI pengertian sedekah adalah pemberian sesuatu kepada fakir miskin atau yang berhak menerimanya, diluar kewajiban zakat dan zakat fitrah sesuai dengan kemampuan pemberi. Pahala sedekah, jangan ditanyakan lagi, berlipat ganda.

Mari kita simak firman Allah berikut ini: “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki  maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pahala) kepada mereka dan bagi mereka pahala yang banyak.” (QS. Al-Hadid: 18).

Harta yang kita peroleh setiap hari hanya ada dua macam. Pertama harta yang kita konsumsi yang hanya berakhir saat itu juga. Kedua harta yang kita sedekahkan dimana itu akan berbalas pahala yang tak berbilang. Lebih-lebih jika sedekah jariyah yang tak akan lepas pahalanya bahkan ketika kita meninggal dunia.

Teladan terbaik dalam hal sedekah adalah Rasulullah. Namun kali ini kita akan belajar keteladanan sedekah dari sahabat nabi yang utama yaitu Abu Bakar Ash Shiddiq.

Abu Bakar adalah sahabat Nabi yang selalu menemani dakwah Rasulullah, baik dalam hal suka maupun duka. Pengorbanannya untuk Islam sangat besar baik dari jiwa maupun hartanya. Sebagai seorang pedagang yang kaya raya, Abu Bakar memanfaatkan betul hartanya tersebut untuk berjuang di jalan dakwah. Abu Bakar tidak bergaya hidup mewah, padahal bisa saja beliau bersikap seperti itu. Wong, uangnya banyak.

Teladan Sedekah Dari Abu Bakar by Sulaikah Kurniawati

Tercatat mulia dalam sejarah ketika Abu Bakar membebaskan Bilal Bin Rabah dari penyiksaan Umayyah. Sebanyak sembilan uqiya emas diserahkan ke Umayyah untuk membebaskan Bilal.

Mau tahu seberapa banyak 9 uqiya emas? Baik, mari kita hitung.  Satu uqiyah emas setara dengan 31,7475 gram emas. Dengan demikian, 9 uqiyah emas adalah sekitar 285,73 gr. Sekarang, harga emas berkisar Rp1.000.000/gram. Maka, jumlah yang dibayar Abu Bakar untuk membebaskan Bilal adalah 285,73 x Rp 1.000.000 = Rp285.730.000. Wow! Jumlah yang teramat besar untuk seorang budak berkulit hitam saat itu. Tapi, ya bukan Abu Bakar jika tidak memiliki keutamaan seperti di atas.

Selain Bilal, Abu Bakar juga membebaskan beberapa budak lainnya dengan harga yang tidak sedikit. Teringat kisah “perlombaan” sedekah antara Umar Bin Khattab dan Abu Bakar. Perlombaan ini menyiratkan keutamaan Abu Bakar dalam hal sedekah.

Mari kita simak hadits Nabi yang cukup panjang berikut ini :”Umar bin Khattab RA berkata, “Suatu ketika, Rasulullah SAW menyuruh kami agar berinfak di jalan Allah. Kebetulan ketika itu ada sedikit harta pada saya, maka saya berkata di dalam hati, ‘Saat ini aku memiliki harta. Jika suatu saat aku dapat melebih Abu Bakar, maka inilah saatnya.’ Aku pun pulang ke rumah dengan gembira. Lalu saya membagi dua seluruh harta yang ada di rumah. Setengahnya untuk keluarga dan setengahnya lagi saya serahkan kepada Rasulullah SAW.”

Rasulullah SAW berkata, “Wahai Umar, adakah yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?” Saya menjawab, “Ada ya Rasulullah.”.

Nabi bertanya lagi, “Apa yang kamu tinggalkan?” Saya menjawab, “Saya tinggalkan utnuk mereka setengah dari harta saya.”

Kemudian, datanglah Abu Bakar RA, dengan membawa seluruh hartanya. Rasulullah SAW bertanya kepadanya, “Wahai Abu Bakar, apa yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?” Abu Bakar menjawab, “Saya tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya.” Melihat hal ini, Umar berkata, “Saya tidak akan pernah dapat mengalahkan Abu Bakar.”

Umar Bin Khattab yang ingin menyerahkan sebagian hartanya, namun Abu Bakar ternyata menyerahkan seluruh hartanya di jalan Allah. Kedua sahabat Nabi tersebut memang istimewa. Mereka begitu ringan mengeluarkan sedekahnya. Semakin banyak mereka bersedekah, maka rizki Allah semakin datang berlipat. Umar dan Abu Bakar semakin kaya dari hasil perdagangannya.

Lalu bagaimana dengan kita? Sudahkah kita menyedekahkan harta kita seperempat nya? Seperdelapan ya? Atau seper-enambelasnya? Ah, rasa-rasanya harta yang kita sedekahkan masih belum bisa dikatakan besar dibandingkan dengan yang kita dapatkan.

Kita masih cermat menghitung, uang yang akan kita masukkan ke dalam kotak infaq. Kita masih kuatir akan kekurangan jika sedekah kita “terlalu banyak”. Padahal Allah menjanjikan balasan yang berlipat.

Dalam Surat Al Baqarah ayat 261 dikatakan bahwa “Perumpamaan (nafkah/sedekah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”.

Lagi-lagi ini bab keimanan di dalam hati. Banyak terhampar ayat Al-Qur’an dan hadits yang menjelaskan keutamaan sedekah dan kita pun sudah hafal sebagiannya. Namun, sejauh mana kita yakin akan janji Allah, akan menentukan gerak dan langkah kita dalam bersedekah. Yaa muqolibbal qulub, tsabbit qolbi ala diinika wa thoatika.

Tinggalkan Komentar