Cerpen – Terima Kasih Ibu by Sang Ayu Ketut Anggrawati

Cerpen - Terima Kasih Ibu by Sang Ayu Ketut Anggrawati

Dasar, kakakku itu tidak bisa diajak serius. Apa lagi sekarang dia meninggalkan aku di tengah-tengah sanak keluarga. “Hehe, paman. Aku ke sana dulu ya,” ucapku karena sedari tadi dia menatapku sedih dan memperhatikan aku.

Acara pun dimulai, aku memposisikan diri di tengah-tengah. Terlihat kue dan lilin yang sudah menyala. Tapi tunggu, mana Ibu?

Kakakku yang pertama menyalakan lagu ulang tahun. Semuanya, bernyanyi dan menepuk tangannya.

Ku lirik ayahku, dia terlihat bahagia. Aku ingin memberhentikan acara ini. Aku inginkan bertemu Ibu, kita di sini merayakan bersamanya. Apa Ibu tidak jadi pulang?

Sekarang bagian tiup lilin, “ayo tiup lilinnya nak.” Ucap Ayah, aku memandangnya sedih. Ku tiup lilin itu, semuanya bertepuk tangan senang.

Kini, kita semua sedang makan-makan. Nenek ku menghampiri diriku, “Ayu, ini kado dari nenek. Nanti dibuka ya. Apapun nanti kadonya terima ya, jangan sedih kita semua di sini sayang sama kamu.”

Ada rasa sakit, saat nenek berucap seperti itu.

Kenapa harus sedih?

Aku pasti bahagia, apapun kado pemberian dari nenek dan sanak keluargaku yang lainnya.

Di sini lah aku, di kamar tempat ternyaman. Aku dengan riang membuka kado-kado pemberian sanak keluarga maupun hadiah dari ayah serta kakak-kakakku. Pertama aku membuka kado dari nenek. Kado ini yang membuatku ke pikiran sedari tadi.

Penasaran juga dengan ucapan nenek. Setelah dibuka kado itu berisikan gaun indah yang pasti pas di badan ku. Lalu, ada foto yang tampak usang. Warna yang luntur, namun tetap foto itu masih tetap bisa kulihat secara jelas.

Di sana terlihat seorang wanita dewasa tersenyum memangku anak kecil, di samping wanita itu juga terlihat anak kecil yang mungkin umurnya sembilan atau sepuluh tahun. Tapi, yang menjadi pertanyaan.

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn