Cerpen – Silakan Pergi by Yolanda Tania

“Eh, jangan begitu dong, Tar. Lumayan, kan, gratis. Kapan lagi coba?” bisik Resi berusaha mempengaruhi Lestari meralat penolakannya.

Lestari hanya diam dan membiarkan Resi membuatkan pesanan untuknya.

“Aku mau ke toilet dulu. Selesaikan masalah kalian baik-baik, awas  kalau aku liat Tari nangis,” ancam Resi mengisyaratkan sesuatu dengan tangannya.

Cerpen – Silakan Pergi by Yolanda Tania

Hening. Tidak ada yang membuka pembicaraan satu pun. Instrumen musik yang mengalun merdu tidak membuat mereka merasa rileks. Melainkan semakin canggung dan seakan sepakat saling diam membisu.

“Kamu masih marah?” Lagi-lagi Dyon melontarkan pertanyaan yang membuat Lestari kesal.

Lestari kembali merasakan sesak di dadanya, air mata seakan tidak bosan untuk terjatuh, Lestari menggigit bibir dalamnya, berusaha agar tangisnya tidak keluar.

“Menangislah, aku akan segera memelukmu.”

Kejadian masa lalu kembali terputar dalam ingatan Lestari. Bagaimanapun lelaki dihadapannya itu sudah berhasil membuat hidupnya hancur, kehilangan arah bahkan Lestari pernah mencoba untuk mengakhiri hidupnya. Dan hari itu, di mana Lestari mengatakan dirinya sudah membenci Dyon,ia pun berjanji untuk tidak mencari tahu kabarnya lagi.

“Peluk aku Dyon, untuk yang terakhir kalinya. Aku ingin hubungan ini dimulai dengan baik, dan selesai juga dengan baik,” jawab Lestari, tangannya merentang lalu membalas pelukan Dyon. Aroma parfumnya masih sama dari pertama kali mereka kenal.

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn