Pagi harinya, Indah merengek agar mereka segera kembali ke penginapan. Tetapi Aji terus membujuk Indah agar mereka menjelajahi desa ini dulu.
“In, desa ini cukup kecil. Kita akan kembali sebelum matahari tenggelam. Ayolah, Indah, sebentar saja,” bujuk Aji
“Aku tidak mau terus di sini, Ji. Aku mau pulang. Hawa di sini sangat aneh.”
Belum sempat Indah melanjutkan ucapannya terdengar suara nyanyian yang cukup rendah. Mereka merasa asing dengan lagu tersebut.
Cerpen – Hoer Verde by Zuni Nurfadila
“Dengar, lagu ini seperti bukan dari bahasa Indonesia atau bahasa daerah … ini… ini seperti bahasa Jerman kan, War?”
Artikel yang sesuai:
Saras yang pernah mempelajari bahasa Jerman dengan Warta semasa SMA terus menajamkan pendengarannya dengan menoleh ke sana kemari untuk mencari sumber suara. Lalu Warta menunjuk sebuah rumah usang yang berada tak jauh dari tempat mereka.
“Ayo kita ke sana.” Indah pun tetap mengikuti teman-temannya yang berlari menuju rumah yang nampak akan roboh itu.
Sesampainya di sana mereka menemukan sebuah discman yang berbunyi dengan sebuah lirik yang asing. Saras mendekatkan discman itu ke telinganya. Dengan mata terpejam ia melantukan salah satu bait lagu tersebut.
“Alles Lebendige stirbt eines Tages, Ob wir zum Sterben bereit sind oder nicht, der Tag kommt sicher.”