Cerpen – Hoer Verde by Zuni Nurfadila

“Ji, kau tahu peristiwa itu terjadi sekitar 45 tahun yang lalu, aku melihatnya di bawah tulisan yang ada di dinding, ia meninggalkan jejak peristiwa itu terjadi. Dan, pernahkah kamu berpikir jika usia orang asing tadi kemungkinan hanya 40 tahun, apakah mungkin dia pelakunya?

Lagipula, kau harus ingat kita di sini cuma orang asing, tidak bisa ikut campur terlalu jauh dengan kejadian itu jika kita tidak memiliki izin resmi,” ujar Warta. Dan, akhirnya mereka memutuskan kembali ke penginapan.

Cerpen – Hoer Verde by Zuni Nurfadila

Di malam hari Warta tidak bisa tidur. Ia hanya berguling ke sana kemari tanpa bisa memejamkan matanya. Ia tak menyangkal jika ia masih memikirkan hilangnya penduduk di desa itu dan apa hubungannya dengan orang asing tadi.

“Jika pelakunya memang orang asing, katakan saja orang Jerman, berarti orang asing itu ada hubungannya dengan pelaku dan pasti ia menyembunyikan desa itu untuk menghilangkan jejak pelaku. Tetapi, mengapa semua yang ditinggalkan pelaku seperti senapan, discman, dan tulisan itu hanya dibiarkan saja?”

Warta pun teringat akan gua yang memiliki bau anyir, bercampur bau gosong dan minyak. “Kemungkinan besar mayat penduduk itu diseret keluar melalui gua itu.” Warta berceloteh sendiri memikirkan kemungkinan besar kejadian hilangnya penduduk di desa itu, hingga akhirnya ia terlelap.

Warta kini berada di sebuah desa yang terasa familiar baginya. Desa itu terlihat tentram, banyak anak kecil berlarian dan beberapa wanita tengah sibuk menumbuk padi. Hingga langit seketika berubah gelap. Tawa canda itu berubah menjadi teriakan ketakutan.

Tangis bersahutan bersama dengan langkah kaki yang tergesa-gesa. Ia mencium bau gosong dari sebuah rumah dan melihat sebuah api yang berkobar menyelimuti tubuh wanita renta yang terlihat pasrah dengan keadaannya. Warta mencoba masuk untuk menyelamatkan wanita itu, namun suara tembakan mulai bersahutan seperti hujan yang turun dengan deras.

Puluhan mayat tergeletak dengan kondisi yang mengenaskan, dan nyanyian asing mulai terdengar mendekat.

Hoffentlich können wir es irgendwann verstehen Wir gehen zur anderen Seite des Horizontes Hoffentlich können wir es irgendwann verstehen Wir gehen festen Schrittes.

Sayangnya, Warta tak sepandai Saras yang bisa menerjemahkan bahasa asing tersebut dengan cepat. Hingga tampaklah seorang laki-laki berusia 38 tahun dengan pakaian bercak merah bercampur hitam sedang mengarahkan senapannya di kepala Warta dan …

Dorr!!

Penulis: @zuninurfdl_217

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn