Cerpen – Hoer Verde by Zuni Nurfadila

“Lihat, kita hampir sampai di ujung gua yang lain, sangat tidak mungkin jika kita kembali ke sana, hari juga semakin gelap dan mungkin Saras tidak akan kuat jika kita kembali lagi. Bagaimana, Sar?” tanya Aji.

Ia melihat cahaya di ujung gua, yang berarti mereka akan terhubung kembali ke hutan. Saras pun hanya mengangguk dengan lemah.

Cerpen – Hoer Verde by Zuni Nurfadila

Sesampainya mereka di ujung gua ternyata hujan sudah reda. Mereka pun melanjutkan perjalanan untuk menemukan tempat menginap yang lebih layak daripada gua yang penuh dengan bau anyir itu.

Sampailah mereka ke sebuah desa yang tak berpenghuni. Karena sangat lelah, mereka segera merebahkan diri di sebuah rumah kosong yang cukup layak untuk ditempati sementara. Tak berselang lama mereka pun telah terlelap.

Beberapa jam kemudian Indah terbangun dengan peluh yang membasahi rambutnya. Ia melihat sekeliling yang nampak gelap dan sunyi. Teman-temannya masih tertidur. Indah pun merebahkan tubuhnya lagi dengan memiringkan tubuhnya ke arah Saras. Selang beberapa menit ia terbangun lagi dan langsung menjerit hingga membangunkan ketiga temannya.

“Ada apa, In?” tanya Saras dengan raut khawatir

“Aku … aku mimpi buruk, Sar. Aku terus mendengar teriakan, tangis dan tembakan bersahutan, hiks. Bisakah kita pulang sekarang?” Indah menangis sampai Saras harus memeluknya dengan erat untuk menenangkan.

Aji dan Warta yang ikut terbangun saling berpandangan seperti mengirimkan sinyal bahwa ada yang tidak beres di tempat ini.

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn