Cerpen – Hoer Verde by Zuni Nurfadila

Lombok merupakan salah satu destinasi wisata menarik di Indonesia. Lautnya yang membentang indah dengan hutan yang masih terjaga keasriannya itu pun membuat 4 mahasiswa dari Malang begitu terpesona dengan keindahan Lombok. Mereka adalah Aji, Warta, Saras dan Indah.

Berbekal kamera yang terkalung di leher Aji dan Warta, mereka terus mengabadikan indahnya Laut Tanjung Batu yang terletak di Lombok Timur. Memilih penginapan di kawasan Obel-obel membuat mereka semakin tertarik untuk menjelajahi lebih dalam kawasan hutan Lombok Timur yang kaya akan keindahan alam.

Cerpen – Hoer Verde by Zuni Nurfadila

Semakin jauh dari kawasan penduduk, keempat mahasiswa itu menemukan banyak jenis tanaman dan burung-burung yang bersahutan. Aji dan Warta terus menangkap keindahan pesona Lombok Timur dengan sesekali Indah dan Saras ikut terabadikan dalam lensa kamera.

Hingga tiba-tiba hujan memaksa mereka berteduh di sebuah gua yang ditemukan oleh Aji di antara semak belukar yang rimbun. Karena hujan tak kunjung reda, Warta mengajak mereka untuk menginap sementara di gua tersebut.

Aji yang memiliki rasa penasaran tinggi menyusuri gua lebih dalam. Berbekal senter kecil, ia melihat noda-noda hitam yang terasa menarik untuk dijelajahi. Bau aneh pun mulai menyeruak masuk ke hidungnya.

“Teman-Teman, ini belum terlalu sore, apa kalian hanya akan berdiam diri di sana? Kupikir gua ini cukup panjang, jadi tidak ada salahnya jika kita menyusuri gua ini, kan?” tawar Aji.

Mereka yang juga merasa bosan hanya berdiam diri di mulut gua akhirnya mengikuti Aji sambil menyalakan senter masing-masing. Semakin jauh ke dalam gua, mereka terpaksa menutup hidung karena mencium bau anyir disertai dengan bau gosong dan minyak tanah yang semakin tajam. Saras yang memiliki penciuman yang cukup peka mulai merasa mual dan pusing.

“Kamu tidak apa-apa, Saras? Aji, apa tidak sebaiknya kita kembali saja, aku tidak tega melihat Saras,” pinta Indah. Ia memapah Saras yang nampak lemas.

Warta melirik Aji yang nampak berpikir, lalu Aji mengarahkan senternya ke ujung gua.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *