Siapa di antara kalian yang ingin menulis novel? Pasti kamu yang sedang membaca artikel ini berkeinginan besar untuk bisa menulis dan menerbitkan novel, benar kan? Selamat! Itu artinya kamu telah memiliki suatu tujuan dalam hidup yang ingin kamu capai.
Menulis novel memang bukan pekerjaan mudah, terutama untuk pemula. Selain dibutuhkan tekad yang kuat kita juga perlu tahu tips dalam menulis novel. Terutama tips terkait menulis novel untuk pertama kalinya.
Daftar isi
ToggleTips Menulis Novel untuk Pemula agar Dihasilkan Karya Berkualitas
Sebab, seorang pemula perlu tahu dan memahami apa saja hal yang perlu dipersiapkan sebelum memulai perjalanan menulis novel yang memang tidak sebentar. Selain fokus untuk menghasilkan karya, seorang penulis pemula juga harus berupaya lebih keras agar bisa menghasilkan cerita yang juga disukai oleh pembaca di debutnya.
Nah, pada artikel kali ini saya akan membagikan berbagai tips dan persiapan yang perlu kamu lakukan guna membantu kamu dalam merencanakan, mengembangkan, dan menulis novel pertamamu dengan lebih percaya diri. Yuk simak pemaparan lengkapnya berikut ini:
Artikel yang sesuai:
1. Melakukan Brainstorming Ide
Brainstorming ide merupakan sebuah teknik guna mendapatkan ide atau gagasan yang matang. Dalam hal ini tentunya ialah ide cerita novel yang akan kamu tulis. Tidak hanya sekedar kumpulan ide abstrak dan tersebar tapi ide-ide tersebut perlu digodok agar dihasilkan konsep cerita yang ideal untuk dikembangkan menjadi cerita novel.
Nah, brainstorming ide tersebut bisa terkait dengan beberapa hal yaitu:
Terkait menciptakan dunia dalam cerita novel
Dunia cerita dalam novel perlu kita bangun sedari awal proses menulis. Dunia cerita yang dimaksud ini yaitu setting atau latar utama di mana cerita berlangsung. Apakah itu di sekolah, kantor, rumah, di luar negeri dan lain sebagainya.
Melansir Master Class, dunia cerita perlu dirumuskan di awal sebab di sanalah proses menulis kita akan berlangsung dan itu membutuhkan waktu yang lama. Kenyamanan kita terhadap dunia yang kita ciptakan akan mempengaruhi proses menulis kita.
Lalu, membangun setting cerita dari awal juga akan memudahkan kita dalam menentukan atau membuat plot cerita. Dan dunia yang kita bangun tersebut haruslah dunia yang sudah kita pahami kehidupannya.
Jika kita belum terlalu memahaminya maka perlu dilakukan riset agar proses menulis kita lancar dan pembaca jadi lebih mudah terhubung dengan cerita yang kita buat. Intinya, jika kita memahami seluk beluk dunia atau setting cerita yang kita ciptakan maka cerita jadi lebih logis.
Nah, dunia cerita atau setting ini tidak harus hanya pada satu tempat. Kita juga bisa membuatnya dalam beberapa lokasi. Namun ingat, jangan terlalu banyak menggunakan setting cerita, sebab kesederhanaan dalam cerita justru lebih baik karena fokus kita maupun pembaca tidak terpecah-pecah akibat perubahan setting yang terlalu sering.
Kecuali jika cerita yang ingin kamu sajikan ialah sebuah perjalanan, maka perubahan setting tentunya bukan suatu hal yang jadi masalah. Akan jadi masalah jika perubahan setting cerita tersebut tidak mendukung plot cerita.
Menentukan ide cerita di dalam dunia fiksi tersebut
Setting atau dunia cerita telah kita tentukan maka proses selanjutnya ialah brainstorming terkait ide cerita untuk setting tersebut. Pastikan ide cerita yang akan kita tulis tersebut tetap menarik dari awal, tengah, dan akhir. Artinya ide cerita tersebut menarik dan layak untuk diceritakan menjadi sebuah novel.
Ide cerita tersebut dapat kamu peroleh dengan melakukan beberapa metode, misalnya:
- Melalui perenungan pengalaman pribadi.
- Membaca novel lain, guna merangsang ide-ide baru.
- Mengamati kehidupan sehari-hari untuk dijadikan ide cerita.
Nah, setelah menemukan ide cerita maka yang perlu kamu lakukan ialah merumuskan ide cerita tersebut dalam kalimat singkat yang menjelaskan garis besar cerita. Jangan lupakan juga pada saat merumuskan ide sesuai dengan dunia cerita yang ingin kamu ciptakan.
2. Menentukan Genre dan Target Pembaca
Genre adalah salah satu elemen penting dalam novel karena akan mempengaruhi gaya penulisan, alur cerita, dan penokohan. Genre-genre populer seperti romansa, petualangan, fantasi, atau thriller memiliki karakteristik yang unik.
Tentukan genre yang ingin kamu tulis dan pikirkan target pembaca yang sesuai dengan genre tersebut. Memahami target pembaca akan membantu kamu untuk menentukan tone dan bahasa yang akan digunakan dalam cerita.
Sebab tone dan bahasa untuk target pembaca remaja akan sangat berbeda untuk target pembaca dewasa. Jadi pastikan genre kamu tentukan terlebih dahulu sebelum lebih lanjut lagi ke tahapan menulis novel berikutnya.
3. Menentukan Tokoh dan Mengembangkan Karakter dengan Baik
Tokoh memegang peran yang penting dalam cerita novel. Tanpa adanya tokoh cerita novel tidak dapat berjalan. Setiap tokoh dalam novel memiliki karakter.
Karakter adalah jiwa dari sebuah novel. Sebuah cerita dengan karakter yang kuat dan kompleks cenderung lebih menarik bagi pembaca. Untuk menciptakan tokoh dengan karakter yang kuat ada tips yang bisa kamu coba antara lain:
- Buatkanlah latar belakang karakter tokoh atau back story.
- Berikan tujuan yang hendak dicapai dan konflik internal.
- Tentukan relasi antar tokoh yang terlibat dalam cerita.
4. Membuat Rancangan Plot atau Alur Cerita
Setelah menentukan genre dan ide dasar dan siapa saja tokohnya, kini saatnya membuat rencana alur atau plot cerita dalam bentuk outline. Alur yang baik akan membantu kita menjaga konsistensi cerita dari awal hingga akhir.
Ada beberapa tips yang bisa kamu gunakan ketika menyusun plot cerita yaitu:
- Tentukan titik awal dan akhir cerita, kamu perlu membayangkan bagaimana awal cerita dan bagaimana cerita tersebut berakhir.
- Pastikan konfliknya menarik, karena konflik adalah penggerak utama dalam cerita sebagai penentu pembaca tertarik atau tidak dengan cerita novelmu.
- Jika memungkinkan berikan plot twist atau kejutan.
5. Segeralah Menulis dengan Jadwal yang Teratur
Setelah setting atau dunia cerita sudah kamu tentukan, ide cerita sudah kamu dapat, tokoh yang terlibat dalam cerita sudah kamu tentukan dan plot cerita dalam bentuk outline telah siap maka kini saatnya untuk menulis. Agar proses menulis jadi lebih lancar maka buatlah jadwal.
Jadwal ini akan membantu kita lebih konsisten dalam menulis dan karya kita bisa segera diterbitkan. Dengan jadwal dan komitmen untuk melaksanakan jadwal menulis tersebut selain membuat cerita kita segera rampung juga akan melatih kita untuk disiplin.
Nah, dalam menyusun jadwal menulis ini pastikan tidak terlalu membebani dirimu tapi juga jangan terlalu longgar. Artinya kamu harus membuat jadwal menulis novel yang realistis.
6. Menulis Draft Pertama Tidak Harus Sempurna
Jadwal sudah kamu tentukan dan proses menulis sudah mulai kamu jalankan. Pada pembuatan draft pertama jangan terlalu menuntut sebuah kesempurnaan. Menulis saja! Nanti akan ada tahapan untuk menyempurnakannya sendiri.
Pada pembuatan draft pertama ini lebih fokuslah untuk menuangkan ide-ide cerita ke dalam bentuk tulisan tanpa harus khawatir tentang kesalahan kecil. Mengedit draft pertama hanya akan menghambat kreativitasmu dan memperlambat kemajuan cerita.
7. Merevisi dan Mengedit
Tips menulis novel berikutnya yaitu mengedit dan merevisi. Proses ini bisa kamu lakukan setelah draf pertama selesai. Namun, pastikan untuk memberikan jeda waktu beberapa hari atau minggu agar objektivitas tetap terjaga.
Pada tahap revisi ada beberapa hal yang bisa kamu perbaiki. Yaitu memperbaiki plot cerita untuk memastikan kualitas cerita agar tidak terjadi plot hole. Lalu pada tahap ini kamu juga bisa untuk memastikan bahwa cerita yang kamu buat konsisten dan logis, serta tokoh berkembang dengan baik.
Sementara itu pada proses editing kamu perlu fokus dalam hal pemeriksaan susunan kalimat maupun tanda baca. Tujuannya agar kepenulisan kita sesuai dengan kaidah penulisan yang baik atau sesuai dengan kaidah penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
8. Mempersiapkan Proses Penerbitan
Jika naskah telah selesai, kini saatnya untuk fokus pada proses penerbitan. Kamu perlu menentukan metode penerbitan apa untuk novelmu tersebut. Apakah melalui penerbitan indie, self publishing atau penerbit mayor.
Setiap jenis penerbitan memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Sebagai contoh jika kamu memilih menerbitkan buku dengan self publishing kamu bebas dalam menentukan bagaimana cover bukumu, dan berapa banyak buku yang kamu catak.
Namun demikian, menerbitkan buku dengan self publishing akan sedikit menguras keuanganmu sebab proses pracetak sampai cetak akan menggunakan uang pribadimu. Berbeda dengan menerbitkan di penerbit mayor, urusan pracetak sampai cetak dan distribusi buku akan ditanggung oleh penerbit.
Akan tetapi menerbitkan buku di penerbit mayor ada proses seleksi. Proses ini bisa memakan waktu lama belum lagi peluang untuk lolos juga kecil sebab kita akan bersaing dengan penulis lain. Jadi pikirkan dengan matang metode mana yang ingin kamu pakai, ya!
Menerbitkan novel untuk pertama kalinya memang tidak mudah. Banyak hal yang perlu dilakukan. semangat dalam menulis saja tidak cukup, kita pun perlu konsisten dalam menulis sesuai jadwal yang telah kita buat. Tetap semangat ya para pejuang karya pertama!