Kau bilang sangat menyukai laut. Kau memang tidak mengatakannya langsung kepadaku sebagaimana juga hal-hal lainnya. Namun, dari balik dinding kamar aku pernah mendengar kau bicara tentang itu, tentang keinginanmu berdiri di depan laut dan kau menyaksikan ikan-ikan berlompatan.
Dari buku-buku yang kau baca dengan jemari lentikmu aku tahu, betapa besar keinginan itu. Degup jantungku seakan ikut bertalu riang, menyaksikan seri di wajah ayumu yang bersahaja, tatkala Bunda membawakanmu banyak buku tentang impianmu itu. Padanya kamu selalu bisa bercerita. Tentang segala asa yang kamu punya. Sedang denganku, lidahmu seakan kelu, serupa milikku.
Cerpen – Ingin yang Terwujud by Anik Sumiati
Bukan aku tak ingin dekat dan berbagi cerita tentang indahnya laut yang pernah kulihat. Tapi suaraku tercekat.Yang bisa kusampaikan hanyalah gerak mata dan jemariku. Namun semua itu tak bisa kamu tangkap dari pandang mata jelitamu.
Aku ingat suatu sore Sabtu lalu. Aku tak bisa menahan diri untuk sekedar berbagi kabar. Dengan balok huruf yang kubawa, tercipta rangkaian kata yang bisa di maknai oleh jemarimu. Minggu ini aku akan membawamu ke pantai.
“Benarkah, Bang?”
Ya, Tuhan. Pantaskah aku keluhkan kekuranganku, sedang suaranya yang lembut masih tertangkap dengan eloknya oleh runguku? Juga kecantikannya yang memikat hati, sungguh memanjakan netraku dengan pemandangan surgawi.