Cerpen – Biarlah Hujan Jatuh by Eva Zulfa Fauziah

Cerpen Biarlah Hujan Jatuh

“Riski, anak kepala sekolah. Saat ulangan aku dan dia sebangku. Entah apa yang membuatku murah hati untuk menyumbang jawaban kepadanya. Tapi yang pasti, saat guru matematika melihat kami berbagi jawaban, Riski menyatakan penjelasan terbalik. Aku yang dituduh meminta jawaban.” Fajar, merebahkan dirinya di kursi panjang.

Cerpen – Biarlah Hujan Jatuh by Eva Zulfa Fauziah

“Kami masih diberi kesempatan untuk melanjutkan ujian sampai akhir. Dan yang paling aku sesalkan, aku mendapatkan nilai paling tinggi, tetapi tidak dianggap. Padahal aku bisa mengikuti study tour secara gratis, jika aku mendapatkannya.” Fajar memejamkan mata, berusaha menerima apa yang telah terjadi.

“Lalu, tadi kamu kemana?” tanya Sana.

“Aku ke lapangan, mencoba sedikit meluapkan emosi,” jawabnya dengan tenang.

“Indahnya rintik hujan tidaklah bertempat pada hujan bulan September. Bulan ini, kalanya kau harus berhenti menari di bawah hujan. Hujan tak selamanya menyelamatkan,” terus terang Sana. Sebagai peringatan agar ia tidak bermain hujan lagi.

Mereka meneruskan perbincangan. Fajar sudah sangat ikhlas jika ia tidak jadi ikut study tour, “Toh banyak siswa yang juga tidak mengikutinya,” tuturnya.

Walaupun Lail mengurus dua anak sendirian, tetapi ia sudah berhasil mendidik mereka untuk tumbuh dalam ketabahan saat badai menerjang. Serta tetap mengabadikan doa dalam setiap celah nafas.

Hari ini, Lail dan kedua anaknya pergi ke kebun. Memperbaiki semua yang berantakan, menanam kembali yang hilang. Serta membuang tanaman yang sekiranya sudah tak lagi menguntungkan.

Mereka bekerja penuh semangat. Berkaca dari kejadian kemarin, kini mereka menanam sayuran yang dapat bertahan saat terlanda hujan. Kendati demikian, sembari menunggu hasil kebun, Fajar dan Sana bekerja sampingan agar dapat menutup ekonomi keluarga yang kosong sebelum panen tiba.

Kakak beradik itu bekerja sama untuk mengolah singkong menjadi makanan ringan, lalu dijual, dengan target konsumen utama adalah anak sekolah teman Fajar dan Sana.

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn