Cerpen – Sebuah Kisah Untuk Dilupakan by Latatu Nandemar

Sebuah Kisah Untuk Dilupakan

Setelah kata itu terucap dari bibirku, kurasakan tanganmu semakin erat menggenggam tanganku. Seperti akar beringin di sudut taman yang mengikat tanah dengan kuat.

Kau terima cinta darinya dengan sepenuh hatimu. Tetapi kau tidak memberikan cintamu penuh-penuh kepadanya. Kesungguhanmu hanya padaku. Sementara aku masih saja seperti ini.

Pernah kutanyakan tentang perkembangan antara kau dan dia. Kau malah balik bertanya apakah aku mulai merasa cemburu. Aku jawab bahwa aku hanya ingin tahu sejauh apa langkah kalian berdua. Kau merasakan ada nada yang sedikit tinggi dari suaraku. Dan kau diam tak melanjutkan.

Cerpen – Sebuah Kisah Untuk Dilupakan by Latatu Nandemar

Entah di pertemuan keberapa kita ke taman ini. Kau lingkarkan sepasang lenganmu lebih erat dari biasanya. Seolah tak ada lagi hari esok untuk mendapatkan pinggangku.

Kau rebahkan dirimu lebih pasrah dari biasanya. Matamu sembab dan layu. Begitu pula seluruhmu. Tak kurasakan adanya dirimu. Saat kutanya padamu apa yang terjadi?

Kau hanya menjawab dengan tangis tertahan. Kau terisak hingga nafasmu terdengar sesak. Kubiarkan kau bertarung dengan perasaanmu. Kutunggu hingga kau memenangkan pertarungan itu.

Butuh waktu yang tidak sebentar. Namun, akhirnya bibirmu memaksakan sebentuk kata-kata yang samar. Tetapi masih bisa kutangkap dengan jelas. Lelaki itu ingin menikahimu.

Mataku menatap matamu yang kosong dengan begitu lama. Tak ada satu pun kata yang terucap dari bibirku. Begitu juga dengan bibirmu yang pucat. Tanpa kusadari, kekosongan di matamu menjalar mengisi ruang di dadaku. Dan aku tidak bisa mencegahnya.

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn