Jelita menapakkan sepasang kaki kecilnya yang putih lembut di atas rerumputan.
Rambut ikal sebahu yang hitam legam dibiarkan dihembus angin sore di halaman depan rumah kayunya yang masih jauh untuk dikatakan sederhana.
Cerpen – Jelita dan Belalang by Latatu Nandemar
Kakinya berlari kecil mengejar belalang kuning kecoklatan yang seperti memang sengaja mengajak Jelita bermain untuk menghibur bocah kecil malang tersebut. Bahkan, beberapa belalang hinggap di bahu, lengan, dan juga rambutnya dengan lembut.
Beberapa waktu belakangan, pemandangan akrabnya belalang dengan Jelita memang sering terjadi. Sehingga orang-orang sudah biasa dengan hal itu, tetapi tetap saja selalu terlihat luar biasa.
Akrabnya Jelita dengan belalang-belalang yang selalu hadir di rumput halaman depan rumah bermula ketika ia tidak mau lagi pergi ke sekolah. Gadis kecil yang duduk di kelas tiga sekolah dasar itu mengalami sakit aneh pada bagian mata kanannya.
Semula hanya satu titik merah kecil tepat di bagian bola mata itu. Kemudian, lama-kelamaan titik merah kecil itu membesar hampir memenuhi seluruh bola matanya yang semula bening dan indah.
Seiring membesarnya titik merah itu, mata Jelita jadi seperti dilapisi semacam selaput tebal bening dan keras layaknya lapisan kaca plastik. Jelita sendiri seolah tidak merasakan sakit, dia masih lincah seperti biasanya.
Hanya saja, semua orang pasti tahu bahwa itu adalah sebuah kondisi tidak baik yang jelas bukan sakit biasa. Ternyata diagnosa menyatakan bahwa itu adalah kanker mata yang jika tidak segera ditangani bisa merenggut nyawa Jelita.