
Babaleno tampak khawatir. Semua kucing jadi ikut berpikir. Si kembar saling menoleh. Secara serempak mereka berteriak, “Rumah Papa Koko!”
“Rumah Papa Koko?!” seru Mama Poni dan Si Hitam hampir bersamaan.
Mereka tahu tempat itu, apalagi gosip di lingkungan sesama kucing juga tahu kalau tempat itu sungguh membahayakan. Bahaya buat manusia, buat kucing, buat anjing, dan geng tikus pun sepertinya tidak mau tinggal di rumah kosong itu.
Kedua kucing itu tampak takut. Si kembar memerhatikan para tetuanya dengan muka menggemaskan. Beda dengan reaksi Babaleno.
Menuju TKP
“Hey! Mengapa kita tak terpikir ke sana, ya, tadi … Baik, ayo kita jalan lagi!” ujar Babaleno tampak senang.
Artikel yang sesuai:
Babaleno terlihat bersemangat. Dia yakin Miau ada di sana. Mereka pun bersiap pergi menuju rumah Papa Koko yang dimaksud.
Sebelum meninggalkan rumah Bu Fanny, para kucing merapikan jejak kaki mereka agar tidak ada noda di lantai. Kran air sudah tertutup rapi.
“Terimakasih Bu Fanny,” meong Mama Poni sambil membalikkan badan untuk keluar dari sana.






