Cerpen – Tiga Harta Berharga Ibu by Ulva Yuni

Cerpen - Tiga Harta Berharga Ibu by Ulva Yuni

“Kenapa, Om?” Kak Rama tidak bisa menunggu untuk bertanya.

“Ada yang ingin Om sampaikan.” Om Ferdi duduk di depan Kak Rama sehingga kedua lutut mereka kini beradu.

Aku melirik Kak Via. Dia mengedikkan bahu ke arahku. Kami diliputi tanda tanya melihat raut muka Om Ferdi yang selama ini humoris mendadak jadi serius.

“Soal wasiat ibu kalian.” Sampai di sini kami bertiga saling melempar pandangan.

Wasiat apa yang Om Ferdi maksud? Selama ini kami hidup pas-pasan. Mana mungkin Ibu meninggalkan warisan. Lantas apa wasiat yang harus kami dengar itu jika bukan soal warisan? Hutang-piutang?

Aku menggamit lengan Kak Rama untuk meminta penjelasan dari Om Ferdi. Kak Rama menoleh sesaat dan kembali menatap Om Ferdi.

“Wasiat soal apa ya, Om?” Kak Rama merendahkan suaranya. Segerombolan ibu-ibu majelis taklim baru saja melangkah ke luar rumah.

“Ini.” Om Ferdi menyerahkan sebuah amplop coklat berukuran sedang ke tangan Kak Rama.

Kali ini Kak Via yang dari tadi diam mulai buka suara. Meski hanya suara lirih yang parau, namun masih bisa terdengar oleh kami bertiga–aku, Kak Rama dan Om Ferdi.

“Apa Ibu punya warisan?” Pertanyaan itu tidak jelas tertuju pada siapa.

Akhirnya, kami membuka amplop tersebut dengan penasaran yang bertambah-tambah. Banyak tanya bergulir di kepalaku. Aku harap ini kabar baik yang akan menjadi penawar luka di hati kami saat ini, setidaknya sedikit saja.

Di dalam amplop itu tidak terdapat lembaran uang ataupun bongkahan emas. Hanya secarik kertas putih yang dibubuhi goresan spidol tinta hitam. Kak Rama membaca tulisan itu perlahan membuatku gregetan ingin merampas kertas itu dan membacanya cepat.

IBU TINGGALKAN WARISAN UNTUK KALIAN, RAMA, VIA DAN TAMI. JAGA WARISAN ITU BAIK-BAIK. BUKA KOTAK PERHIASAN DI LEMARI IBU!

Kami saling tatap. Om Ferdi ikut menyimak isi surat itu dengan mata membulat. Aku pikir, sebagai adik Ibu, Om Ferdi pasti juga penasaran dengan warisan kakaknya itu.

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn