
Mata Dira berbinar. “Iya, aku juga suka bagian itu. Sekarang tinggal dua bab lagi yang belum dibaca. Kira-kira Kak Rendy suka baca novel apa lagi?”
“Hmm … enggak banyak, sih. Ada satu novel yang sampai saat ini masih saya baca ulang. Judulnya Tengah Malam di Hatimu.
“Menceritakan tentang seseorang yang jatuh cinta. Namun, orang itu tidak bisa menyampaikan perasaan karena takut dan hanya memendamnya.
Cerpen – The Precious Canvas by Dzaki Abyan
“Hingga suatu hari, orang yang ia taksir malah menembaknya, tetapi sang tokoh utama mengidap kanker darah. Dari situlah ceritanya mulai menyayat hati.
“Saya enggak bisa cerita terlalu banyak, nanti malah spoiler. Kalau tertarik, kamu bisa beli atau pinjam sama saya.”
Artikel yang sesuai:
Dira tersenyum. “Selain baca buku, Kakak suka apa lagi?”
“Mmm … saya suka musik dan seni.”
“Musik apa yang Kakak suka?”
“Saya suka musik pop.”
Obrolan itu terus saja mengalir, sampai tak sadar jika bel sudah berbunyi.
***
Lukisan pegunungan yang sudah Dira buat selama sebulan akhirnya selesai. Sekarang adalah hari yang ia tunggu untuk memberikan lukisan itu pada Rendy. Jantungnya berdegup sangat cepat. Dira memeriksa dirinya di cermin.
Dress putih dengan motif bunga matahari tersebut tampak cantik saat dipakai. Dulu, dress ini milik neneknya saat masih muda. Walau jadul, dress itu justru memberi kesan menarik bagi setiap orang yang melihatnya.






