Rentetan suatu penelitian tentunya tak luput dari teknik pengambilan sampel. Seperti yang sudah dijelaskan pada artikel minggu lalu, bahwa terdapat 2 jenis teknik pengambilannya, yakni secara acak dan tidak acak. Artikel ini akan mengerucut membahas teknik pengambilan sampel secara tidak acak (sampling non probabilitas).
Daftar isi
ToggleApa Saja Jenis Teknik Pengambilan Sampel Tidak Acak?
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel dari suatu populasi. Yang membedakan dengan sampling probabilitas dengan sampling non probabilitas adalah pada teknik ini, peneliti memilih anggota untuk penelitian secara acak. Maka dari itu, tidak semua elemen bisa menjadi sampel.
Jika menurut ahli, Teken (1965), teknik pengambilan sampel yang ideal mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
- Menghasilkan gambaran yang terpercaya dari seluruh populasi penelitian
- Bisa menentukan presisi dari hasil penelitian, dengan menentukan simpangan baku dari taksiran yang diperoleh
- Sederhana, sehingga mudah pengerjaannya
- Keterangan sebanyak mungkin, dan biaya yang paling rendah
Tujuan adanya teknik pengambilan sampel dalam suatu penelitian, adalah untuk mendapatkan data yang lebih akurat, memberikan informasi yang berhubungan dengan populasi, serta sebagai acuan dalam mengambil keputusan.
Artikel yang sesuai:
Jadi, apa saja teknik pengambilan sampelnya?
1. Snowball sampling
Ketika subjek penelitianmu sulit melakukan pelacakan, kamu bisa menggunakan teknik ini. Penerapan metode ini juga cocok pada saat situasi yang topiknya sensitif dan tidak ada diskusi terbuka. Hal tersebut secara berulang hingga terpenuhinya jumlah anggota sampel yang sesuai dengan keinginan peneliti.
Selain itu, terdapat kelebihan dan kekurangan jika menggunakan teknik snowball sampling. Kelebihannya, yakni bisa mendapatkan responden yang kredibel sesuai dengan bidangnya. Kekurangannya yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama, dan belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada.
2. Purposive sampling
Pada jenis teknik purposive sampling, peneliti bisa menilai siapa yang cocok atau sebaiknya berpartisipasi dalam sebuah penelitian. Caranya, ketika memilih subjek, peneliti dapat secara tersirat memilih subjek yang representatif terhadap suatu populasi.
Biasanya, yang menerapkan teknik ini adalah media, ketika meminta pendapat publik mengenai satu hal. Media tersebut akan memilih siaap subjek yang dapat mewakili publik.
3. Sampling sistematis
Teknik ini menggunakan nomor urut dari populasi yang berdasarkan nomor yang telah ditetapkan oleh peneliti (nomor identitas tertentu, ruang dengan urutan seragam, dan lain sebagainya). Nantinya, setiap sampel dalam populasi diberikan nomor secara urut, lalu pemilihannya bisa menggunakan teknik ganjil genap. Jadi ada pengelompokan setiap sampel genap dan ganjil.
4. Quota sampling
Kamu sebagai peneliti harus menetapkan standard, hingga sampel yang terpilih bisa mewakili populasi. Jadi kamu harus memikirkan karakteristik apa saja yang ada dalam setiap sampel, karena harus sama dengan populasi yang ada. Tetapi, teknik ini masih dibilang bias, karena belum tentu mewakili seluruh populasi. Kabar baiknya, teknik ini termasuk praktis, karena jumlahnya sudah ditentukan sedari awal.
5. Teknik sampel jenuh
Ini adalah teknik yang cocok kamu gunakan, apabila sampelnya adalah seluruh anggota populasi. Meskipun seluruh populasi menjadi sampel, tapi jangkauan populasinya relatif kecil. Teknik sampling jenuh memiliki kelebihan, yakni mudah ketika menganalisis, praktis, murah, dan mempersingkat waktu untuk pengumpulan data sampel.
6. Accidental sampling
Memiliki kata lain conveinence sampling, karena kemudahan peneliti melakukan dan berhubungan dengan subjek. Teknik ini bisa digunakan ketika ada batasan waktu dan biaya dalam mengumpulkan umpan balik. Selain kemudahannya itu, accidental sampling juga memiliki kekurangan, yakni belum tentu responden memiliki karakteristik yang dicari oleh peneliti.
6 jenis teknik pengambilan sampel atau sampling non probabilitas di atas, bisa kamu sesuaikan mana yang cocok untuk penelitanmu. Semoga bermanfaat!