Bonita mengerjapkan matanya dan meningkatkan tempo mengerjakan soal.
“Kau bahkan belum tahu apa-apa, Mikael. Aku akan menunjukkan siapa yang sebenarnya tak terkalahkan.”
Cerpen – Tak Terkalahkan by Esa Peggy Manurung
Beberapa saat kemudian, akhirnya seleksi pun selesai. Kepala sekolah mengumumkan dua nama yang akan mewakili sekolah dalam olimpiade. Siswa-siswa lain menahan napas.
“Dua siswa terbaik kami adalah … Mikael dan Bonita!”
Mikael dan Bonita saling melirik dengan tatapan tajam. Hatinya beradu, karena mereka tahu persaingan belum berakhir.
Artikel yang sesuai:
Beberapa hari kemudian, Mikael dan Bonita sedang berlatih di perpustakaan untuk persiapan olimpiade yang akan datang.
Meski bersaing, keduanya tidak bisa menghindari perasaan saling cinta dan menyayangi satu sama lain.
Mereka ingin melihat yang lain berhasil. Akan tetapi, pada saat yang sama, mereka ingin menjadi yang terbaik.
“Sampai kapan kita akan saling bersaing seperti ini, Bonita?” tanya Mikael dengan lirih.
Bonita menatap Mikael dengan sedih. “Aku tidak tahu, Mikael. Kita terjebak dalam ambisi kita sendiri.”
Mikael menggenggam tangan Bonita dengan hangat. “Meskipun kita bersaing dalam segala hal, aku tidak bisa membayangkan hidup tanpamu.
“Kau memberikan aku semangat untuk terus maju.”
Bonita tersenyum lembut. “Aku juga merasakan hal yang sama, Mikael. Kita saling mengejek tapi juga saling menyayangi.”
Sementara mereka tengah menyusun strategi untuk olimpiade, seorang guru datang mendekati mereka.
“Kalian berdua adalah kombinasi yang hebat. Bersatu, maka kalian tak terkalahkan,” kata guru tersebut.
Mikael dan Bonita saling melirik, dan mereka tahu bahwa hari ini adalah awal dari persaingan baru. Pada hari olimpiade, mereka bertempur untuk menunjukkan siapa yang benar-benar hebat.