Akhirnya, saat yang ditunggu pun tiba. Mikael dan Bonita berdiri di atas panggung, dihadapkan dengan meja juri dan peserta lainnya.
Mereka saling memandang, tak ada kata yang terucap, tetapi perasaan ambisi terpancar jelas dari wajah keduanya.
Cerpen – Tak Terkalahkan by Esa Peggy Manurung
Perlombaan dimulai. Mikael dan Bonita menyelesaikan soal demi soal dengan kecepatan dan kecerdasan yang luar biasa. Keduanya tampak tak terkalahkan.
“Sudah siap untuk kalah, Mikael?” ucap Bonita dengan senyuman mengejeknya karena ia sedang unggul.
“Sesungguhnya, Bonita,” ucap Mikael dengan senyuman. “Kau tahu, kau jadi yang terbaik yang pernah kutemui.”
Artikel yang sesuai:
Bonita tersenyum penuh arti. “Kita akan melihatnya, Mikael.”
Kedua saingan ini berselisih dengan sangat ketat sepanjang acara. Keduanya menjawab pertanyaan dengan luar biasa cepat dan tepat. Begitu waktu berlalu, olimpiade akhirnya selesai.
“Tuan dan nyonya, dengan bangga saya mengumumkan bahwa pemenang olimpiade kali ini adalah … SMA Nusantara!” seru sang juri dengan antusias.
Mikael dan Bonita saling memandang dan tersenyum satu sama lain. Keberhasilan mereka menorehkan catatan baru di sekolah. Kemenangan ini membuat mereka menyadari satu hal.
Siapapun yang menang dalam hal akademik, yang paling penting adalah mereka sudah saling mendukung, menginspirasi, dan saling mencintai.
Dalam perjalanan pulang, Mikael membelikan Bonita seikat mawar merah sebagai tanda perayaan untuk keberhasilan mereka. Bonita tersenyum dan dengan lembut mencium pipi Mikael.
“Hari ini, kita menunjukkan bahwa kita bisa bersama dengan menjaga semangat persaingan,” kata Mikael dengan penuh kebahagiaan.
“Tidak ada orang lain yang bisa mengerti dan merasakan persaingan ini lebih baik daripada kita,” ujar Bonita dengan penuh keyakinan.
Mikael dan Bonita berjalan berdampingan menuju matahari terbenam.
Menikmati keajaiban yang mereka dapat dengan saling mendukung dan mencintai di tengah persaingan yang tak ada habisnya.
Penulis: @eshza._