Cerpen – Akhir Sebuah Rasa by Ainurriyah

Cerpen - Akhir Sebuah Rasa by Ainurriyah

Aku masih dapat mengingat dengan jelas kapan pertama kali aku bertemu dengan lelaki asing itu. Lelaki asing yang tak sengaja kutemui dan mulai mempengaruhi sesuatu dalam diriku. Saat itu aku sedang mengikuti sebuat acara di masjid yang masih berada di lingkup kampusku. Berawal dari insiden salah mengambil handphone dan berakhir pada rasa yang tak tahu arahnya kemana.

Cerpen – Akhir Sebuah Rasa by Ainurriyah

“Loh kok lockscreennya beda?” gumamku pelan ketika kusadari lockscreen handphone yang kupegang berbeda dengan lockscreen yang biasa kugunakan.

“Maaf Mbak, sepertinya HP kita tertukar,” ucap seseorang yang saat ini berada tepat di belakangku.

Aku membalikkan badan. Mataku tak sengaja behenti tepat di manik mata lelaki yang kini berdiri tepat di depanku. Untuk sekejap saja aku terpaku. Namun sedetik kemudian kutundukkan pandanganku.

“Mungkin ini HP Mbaknya dan itu HP saya,” ucapnya lagi seraya menyodorkan HP ke hadapanku.

Sekarang aku mengerti maksudnya. Handphone kami tak sengaja tertukar saat aku mencharge tadi. Ini sama sekali bukan salahnya, handphone kami memang memiliki tipe dan warna yang sama. Mungkin itulah yang membuatnya tak sengaja mengambil handphoneku.

“Terima kasih.” Lidahku mendadak kelu. Akhirnya hanya ucapan terima kasih yang dapat dikeluarkan lisanku.

Lelaki itu melenggang pergi meninggalkanku. Mendadak aku merasakan desiran aneh tatkala menatap punggung lelaki itu yang kian menjauh. Dengan segera kutepis perasaan itu dari hatiku.

Lagi-lagi desiran itu muncul tatkala aku mendengar syair sholawat yang dilantunkan oleh salah satu lelaki yang saat ini berada di depan para jamaah kajian siang ini. Mataku dapat menangkap jelas siapa dia.  Lelaki yang sama yang berbicara denganku beberapa menit yang lalu. Hamish. Itulah nama yang kudengar dari MC tadi.

Siapa sangka ternyata pertemuan hari itu merupakan awal dari pertemuan-pertemuan selanjutnya. Entah mengapa setelah pertemuan di hari itu, aku jadi sering berpapasan ataupun mengobrol ringan dengan Hamish lewat beberapa kejadian tak terduga. Berawal dari salah mengambil handphone, menjadi satu tim koordinator acara di kampus, bahkan aku juga baru menyadari bahwa kami memiliki program studi yang sama di kampus.

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn