Cerpen – Perihal Kenyataan by Ayu Anggrawati

Cerpen - Perihal Kenyataan by Ayu Anggrawati

Pada saat ARTku berkata seperti itu, aku menginjak SMA. Akhirnya aku mencoba untuk bergaul walau terkadang aku gugup saat berkenalan dengan teman-teman di kelas. Para guru dan teman-temanku sudah tahu kalo aku itu anak pendiam. Sehingga pada saat aku mencoba untuk bergaul mereka sedikit wellcome.

Andin, kamu bawa uang tidak?’’ tanya temanku, dia Atik. Hampir setahun ini kita sering bareng. Tapi, banyak teman-teman  di kelas tidak suka jika aku berteman dengannya.

Heum, ada. Kamu mau pinjam lagi? Uang yang kemarin belum kamu kembalikan ke aku’’ ucapku dengan raut takut.

Atik mendengus kesal, kok kamu jadi pelit sekarang ya? Katanya kita teman harusnya kamu memberiku tanpa  tanya kapan balikannya. Kalo uangnya ada pasti aku balikin ke kamu.’’

Tapi, aku tidak bawa uang lebih sekarang. Uang ini hanya cukup untukku bayar ojek saat pulang.’’

Yaudah aku bakalan bilang kalo kamu suka sama Hendra,’’ ancam Atik.

Eh jangan gitu dong Atik. Yaudah ini ya.’’ panik aku seraya memberi uang sepuluh ribu.

Nah, gitu kek dari tadi.’’

Sampai di mana teman yang kuharapkan benar-benar tulus ternyata berduri. Aku memang sedang  menyukai seseorang lelaki yang terlihat peduli terhadapku. Setiap tidak adanya Atik di sampingku ada Hendra yang menemani. Hendra selalu berkata-kata manis dan selalu mengajakku jalan-jalan ke pantai.

Tapi, ternyata dua orang yang ku anggap teman, menghianati diriku. Taman belakang sekolah ini adalah tempat saksi aku mendengarkan perihal kenyataan.

Atik dan Hendra, mereka berbicara tanpa tahu ada seseorang yang mereka bicarakan di balik pohon besar itu dan  terdengar jelas pembicaraan mereka.

Kamu tahu aku kesal sekali sama Andin, dia tidak memberikan aku uang’’ keluh Atik.

Sama, kemarin dia sok ngaturlah. Jangan makan pedas, jangan ke konser lah. Dia siapa sih? Baru juga teman, belum sahabat sudah sok ngatur’’ kesal Hendra.

Biasa Hen, dia kan anak broken home. Kurang kasih sayang. Dan maunya di perhatikan mulu,’’ gerutu Atik.

Hendra mengangguk cepat, heum, apa lagi kata lo dia suka sama gue?’’

Iya dia suka sama lo. Terus tanggapan lo gimana? Pasti mau kan, lo bisa sepuas morotin uangnya.’’

Gue? Ogah! Gue pacaran sama anak broken home itu?  yang ada gue dituntut terus kasih sayang ke dia, maunya dimanja. Gue kan cuma perlu uangnya. Tapi, maklum juga dia kan kurang kasih sayang hahaha’’ tawa mereka membuat aku menangis. Mereka bangkit tanpa melihat kebelakang sekalipun.

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn