
Tak berapa lama, seekor kucing berbulu oranye dengan tubuh agak gempal muncul dari bangunan kosong. Disusul seekor kucing berwarna hitam pekat melompat dari atas pohon.
Dua ekor kucing yang muka dan warna bulunya tampak kembar berlari lebih cepat menuju Babaleno.
“Wah … Ada apa, Komandan? Kami baru saja mau tidur lagi. Semalam, seekor tikus berisik sekali di sekitar semak itu. Jadi kami terpaksa harus berburu dan menangkapnya,” ujar si kembar hampir bersamaan.
Babaleno membusungkan dadanya. “Jangan tidur dulu. Ada hal penting yang harus kusampaikan pada kalian,” tegas Babaleno.
Komando Babaleno
Para kucing yang sudah berkumpul tampak sigap. Biarpun masih mengantuk, si kembar berusaha menahan diri untuk tetap terjaga.
Artikel yang sesuai:
“Apa kamu yakin, Si Miau tidak pulang ke tempatnya?” ujar kucing oranye yang tampak keibuan dan usianya lebih tua dari Babaleno itu usai mendengar kabar yang Babaleno bawa pagi-pagi buta.
“Ya, Mama Poni. Aku yakin sekali. Karena, biasanya Miau selalu mampir ke tempatku untuk meminta jatah makanan kering sekitar jam 10 atau 11 malam. Tapi tadi malam Miau tidak datang sama sekali. sampai aku masuk ke kandang untuk tidur,” cerita Babaleno kepada teman-temannya itu.
Semua tampak mendengarkan cerita Babaleno dengan mimik serius.






