Sepanjang hari aku memikirkanmu, meskipun kau tidak akan tahu hal itu.
Aku terdiam menatap satu kalimat yang tertulis di buku harianku. Kalimat itu terus bergema di kepala, hingga membuatku ingin mengatakannya dengan lantang di telingamu.
Cerpen – Kemustahilan yang Kuharapkan by Nazla Faira
Namun, setelah enam tahun lamanya, kalimat itu hanya bisa tersimpan dalam buku harian, bersama ribuan puisi yang kutulis untukmu. Tentu saja kau tidak akan tahu hal itu.
Jika kalian ingin membaca kisah romantis yang berakhir bahagia, maka bukan cerita ini jawabannya. Aku hanya menulis perjalanan selama menyukainya. Suka dan duka, hingga kata-kata terindah yang kupunya untuknya.
Kak …
Jika kau baca cerita ini, aku ingin kau tahu.
Sampai saat ini, pemeran utamanya masih dirimu.
Kak …
Jika saja aku punya banyak keberanian, aku ingin katakan.
Kau adalah kemustahilan yang aku harapkan.
Jakarta, 2017
“Instagramnya yang ini, bukan?”
“Iya, kamu udah follow?”
Entah kenapa aku sangat antusias hanya karena berhasil menemukan akun instagram miliknya. Saat itu, aku belum memiliki ponsel pribadi.
Jadi, aku hanya bisa meminta teman untuk mencari tahu tentangnya di sosial media. Itu adalah awal mula sebelum menyadari bahwa perasaanku sudah sedalam ini.