Cerpen – Cermin Keberuntungan by Nur Hasanah

Cerpen Cermin Keberuntungan

Saat membuka buka mata yang terpejam, aku melihat adik lagi. Sekarang dia tersenyum kepadaku, semuanya memang terasa nyata. Kejadian yang terjadi saat aku masuk ke dalam cermin, sama persis dengan kejadian yang pernah kualami dulu.

Sampai suatu hari aku menyadari bahwa cermin itu membawaku kembali ke masa lalu. Menurutku itu kesempatan yang bagus. Dengan begitu, aku bisa memperbaiki apa yang sudah terjadi. Aku mencoba menatap cermin lagi, berharap bisa masuk untuk yang kesekian kalinya.

Cerpen – Cermin Keberuntungan by Nur Hasanah

Ketika berhasil masuk, aku mencoba memperbaiki keadaan dengan tidak mengajak adik bermain ke sungai dan menaiki perahu. Dengan begitu, ia tidak akan meninggalkan aku dan ibu.

Sebelum melakukan itu, aku sempat merenung apa ia bisa hidup lagi jika aku memperbaiki masa lalu itu?

“Bisa saja.” Terdengar suara asing yang mengatakan begitu. Padahal aku tidak melihat siapapun di sini.

“Aku yang berbicara, kamu harus kembali ke masa itu dan mengubah masa lalu dengan tidak mengajak adikmu ke sungai. Maka ia akan selamat.” Suara itu berasal dari cermin.

Aku percaya dengan kata-kata itu, lalu mencoba masuk ke dalam cermin lagi. Setelah sampai, aku melihat adik sedang menonton televisi. Dengan cepat aku mengatakan, “Dek, anterin kakak beli sayur, yuk. Nanti kakak belikan es krim,” ucapku.

“Ayo, Kak,” jawabnya tanpa basa-basi. Selama di perjalanan aku hanya memikirkan apa benar adikku tidak akan meninggal?

Tiba-tiba saja badanku ditarik untuk masuk ke cermin. Aku membuka mata dan melihat ada ibu dan adik sedang membangunkanku.

“Kamu dibangunin kok susah banget,” ucap ibu dengan alis naik.

“Tau nih, Kakak.” Aku mendengar suara adik dengan jelas. “Adik, kok?” Ucapku dengan wajah bingung.

“Kenapa kak?” jawabnya. Aku terdiam seketika, melihat adik yang jelas berada di depanku. Ibu yang biasa saja dengan keberadaan adik membuatku bingung. Aku coba mencubit pipi sebagai pertanda jika ini bukan mimpi. Pipiku terasa sakit, itu artinya aku memang tidak bermimpi. Akhirnya aku bisa kembali berkumpul dengan adik dan melihat senyumannya secara nyata.

Penulis: @asnchn.o_c

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn