Cerpen – Cermin Keberuntungan by Nur Hasanah

Cerpen Cermin Keberuntungan
Matanya menyipit dan deretan giginya tampak. Aku ikut senang melihatnya. Dengan penuh semangat, aku mendayung perahunya. Tanpa terasa, kami semakin jauh dari tepi sungai. Adik terlihat kegirangan, tapi aku merasa ketakutan.

Dengan sigap ku dayung lagi untuk mengembalikan perahu ke posisi semula. Tapi sayang, saat sedang memutar badan, dayung yang berada dalam genggamanku jatuh. Hal ini membuatku semakin panik. Namun, aku mencoba tetap tenang.

Cerpen – Cermin Keberuntungan by Nur Hasanah

Karena kondisi yang terdesak, aku harus menggunakan kedua tangan untuk mendayung. Akan tetapi, aku gagal. Tiba-tiba saja perahu ini bergoyang tidak seimbang. Aku dan adik terjatuh seketika, sungai ini cukup dalam bagi tubuhku yang memiliki tinggi 160 sentimeter.

Aku mencari keberadaan adik, terlihat tangannya melambai-lambai. Dia tidak bisa berenang, aku bergegas menggendongnya. Saat berada di permukaan, adik sudah dalam kondisi pingsan. Aku berteriak ketakutan, meminta pertolongan.

Saat pertolongan datang, adik dibawa ke rumah sakit terdekat. Namun, masih dalam perjalanan, nyawanya tidak bisa diselamatkan. Seketika pipiku basah, dadaku sesak. Seperti banyak pisau yang menancap. Aku terdiam membisu, melihat jenazah adik yang siap disemayamkan.

Setelah kepergian adik, rasa bersalah dan menyesal selalu muncul di kepala. Seperti ada sesuatu yang mengganjal. Hari demi hari coba kulalui dengan baik-baik saja, walaupun sebenarnya tidak. Setiap malam aku selalu mengalami mimpi buruk, dan saat bangun tidur, badanku terasa sakit.

Seolah semua kejadian yang menimpa aku dan adik terekam dalam mimpi. Tidak jarang aku berhalusinasi seakan dia ada di depanku. Aku merasa itu sudah mengganggu aktivitasku sehari-hari. Akhirnya, aku memutuskan untuk periksa ke psikolog.

Keadaanku sudah mulai membaik sejak berobat ke psikolog dan mulai bisa beraktivitas seperti semula. Mimpi burukku juga kian meredam. Ketika aku sedang berbincang dengan ibu di ruang tamu, datang seorang laki-laki paruh baya sambil membawa cermin besar.

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn