3 Jenis Point of View (POV) atau Sudut Pandang dalam Cerita Fiksi

3 Jenis Point of View (POV) atau Sudut Pandang dalam Cerita Fiksi

Kamu sedang berencana menulis cerita fiksi seperti cerpen atau novel, tetapi bingung bagaimana menuliskannya? Kamu bingung harus menggunakan point of view (POV) yang mana? Atau kamu masih belum mengerti apa saja jenis point of view dalam bercerita?

3 Jenis Point of View (POV) atau Sudut Pandang dalam Cerita Fiksi

Okay! Berarti artikel ini cocok untuk kamu baca. Saya akan memaparkan 3 jenis point of view dalam bercerita, contohnya dan tips yang bisa kamu pakai untuk memilih sudut pandang yang tepat dalam cerita fiksi. Dan berikut ini adalah uraiannya:

1. Point of View (POV) Pertama

Point of view atau sudut pandang orang pertama menjadi jenis point of view pertama yang akan saya bahas. Cerita ini bercerita dengan menggunakan narasi orang pertama sebagai tokoh utama dan pusat cerita. Pembaca akan dibawa seolah-olah dirinyalah yang sedang ada dalam cerita novel tersebut.

Nah, penggunaan kata “aku atau saya atau gue” adalah ciri yang umum ditemui pada cerita novel dengan menggunakan point of view orang pertama. Sebagai contoh dari jenis novel dengan point of view pertama ini ialah novel 90 Hari Mencari Suami karya Ken Terate.

Dan berikut adalah contoh cuplikan narasi dalam novel tersebut:

Cuplikan pertama

Hari Minggu itu aku harus ke Bandung. Biasalah, ada project. Sepele sih, jumpa pers permulaan syuting film. Acaranya sore, tetapi aku berangkat pagi dengan kereta karena ancaman Tristan. …

Novel 90 Hari Mencari Suami karya Ken Terate halaman 71

Cuplikan kedua

Kulihat cowok itu menanyakan tagihan lalu merogoh-rogoh sakunya, mengeluarkan beberapa lembar uang, menghitung recehan, dan berkata, “Sebentar, ini ada berapa nih? Dua puluh dua … oh kurang dua ribu lagi. Sebentar … dompet saya ada di loker. Saya ambil dulu yah.”

Novel 90 Hari Mencari Suami karya Ken Terate halaman 101

2. Point of View Orang Kedua

Jenis sudut pandang orang kedua ini jarang dijumpai dalam cerita fiksi. Namun, bukan berarti tidak ada yang menggunakannya, ya! Pada sudut pandang orang kedua ini penulis banyak menggunakan kata “kamu atau kau atau lo atau anda”.

Pembaca yang membaca novel dengan sudut pandang orang kedua ini seolah-olah diajak untuk melihat peristiwanya secara langsung, tetapi tidak terlibat dalam cerita. Contohnya ada di novel terjemahan dari Korea yang berjudul Please Look After Mom karya Kyung-Sook Shin di bab pertama yang berjudul “Tak Ada yang Tahu”.

Untuk cuplikan sudut pandang orang kedua dalam novel tersebut ialah seperti ini:

Dari rumah Hyong-chol, kau pulang naik kereta bawah tanah, tetapi kau turun di Stasiun Seoul, tempat Ibu menghilang. Banyak sekali orang berlalu-lalang dan menyenggol pundakmu sewaktu kau melangkah ke tempat Ibu terakhir kali dilihat. Kau memeriksa jam tanganmu. Jam tiga. …

Novel Please Look After Mom halaman 15-17

3. Point of View Orang Ketiga

Sudut pandang orang ketiga memposisikan diri bahwa penulis mengetahui segala sesuatu yang terjadi di dalam cerita baik dari sisi tokoh-tokohnya, setting sampai backstory-nya. Pada POV orang ketiga penyebutannya mengguna nama atau kata ganti orang ketiga (Dia) dari tokoh-tokoh yang terlibat.

Nah, POV orang ketiga ini dibagi menjadi dua jenis yaitu:

  • POV orang ketiga terbatas: penulis tidak mengetahui secara detail dan hanya mengetahui berdasarkan pengamatan dari luar saja
  • POV orang ketiga serba tahu: penulis ini maha tahu bahkan sampai detail-detail kecil yang terjadi di dalam cerita dan tentunya tokoh-tokoh yang terlibat. Bahkan penulis juga tahu apa yang ada di dalam hati tokohnya.

Contoh dari POV orang ketiga ini yaitu sebagai berikut:

Raia menduga Wollman tidak akan terlalu ramai hari ini karena semua orang masih tidur-tiduran di rumah, mengumpulkan energi setelah pesta tahun baru hingga dini hari. Namun, dugaannya salah. Wollman cukup ramai, mungkin banyak juga yang merasa cuaca secerah ini pantang disia-siakan.

Raia memilih salah satu bangku, duduk sambil menyilangkan kaki, mantelnya dirapatkan, ada segelas latte panas dari Starbucks di tangan kanannya, yang ingin dia hirup pelan-pelan seraya menikmati sekeliling. …

Novel The Architecture of Love halaman 29

Nah, itulah jenis point of view yang bisa kamu gunakan untuk menulis novel beserta contohnya. Sebagai sebuah saran, kamu bisa menggunakan sudut pandang orang pertama jika kamu masih pemula. Sebab, kamu akan lebih mudah dalam memasukkan detail dan tidak perlu bersusah payah memikirkan sudut pandang orang lain.

Tinggalkan Komentar