Mengenali Sudut Pandang Pada Cerpen, Sebelum Mulai Menulis!

Mengenali Sudut Pandang Pada Cerpen

Karya sastra termasuk cerpen, ditulis tidak terlepas dari nilai dan kreativitas penulis. Dalam karya sastra penulisan sudut pandang merupakan salah satu hal yang tak boleh terlupakan. Maka dari itu, sebagai penulis pemula disarankan untuk mengenali dahulu apa itu sudut pandang atau POV pada cerpen atau karya sastra. Karena sudut pandang sangat berpengaruh terhadap penyajian cerita dan kehadirannya menjadikan ciri khas seorang penulis dalam karyanya.

Mengenali Sudut Pandang Pada Cerpen

Salah satu unsur penting dalam menulis cerpen atau cerita fiksi lainnya adalah sudut pandang tokoh atau POV. Cerita yang menarik adalah cerita yang mudah dipahami dan menyenangkan untuk dibaca, isi dari cerita dan pesan yang disajikan bisa sampai dan dimengerti dengan mudah.

Dalam menentukan sudut pandang, penulis harus benar-benar mempertimbangkan bentuk dan penyajiannya. Karena sudut pandang atau POV yang kurang tepat bisa membuat pembaca bingung dan jalan cerita menjadi membingungkan.

Penulis harus mengenali dan bisa menentukan sudut pandang mana yang akan hadirkan ke dalam ceritanya. Sudut pandang juga akan mengubah suatu karya menjadi memiliki aspek keindahan serta mengandung sebuah nilai.

Apa Itu Sudut Pandang atau POV?

Sudut Pandang atau POV (Point of View) merupakan cerminan dari seorang penulis dalam karya tulisnya. Menurut KBBI, Sudut Pandang adalah cakupan sudut bidik lensa terhadap gambar. Istilah ini digunakan juga untuk mewujudkan berbagai hal yang ingin disampaikan oleh penulis dalam karyanya.

Penggunaan sudut pandang atau POV juga seringkali ditemukan pada suatu konten di sosial media maupun film. Bertujuan memudahkan penonton ataupun penikmat konten untuk memahami maksud penulis atau orang yang membuat sebuah karya film.

Dengan demikian, Sudut pandang atau POV (Point of View) adalah cara penulis untuk menyampaikan dan menempatkan dirinya di dalam karyanya, penyajiannya menyesuaikan penulis untuk mempermudah pembaca karyanya dalam menangkap pesan. Penulisan sudut pandang juga menjadi ciri khas menyampaikan seorang penulis dalam cerita yang ditulisnya.

Bagi penulis pemula, menentukan sudut pandang pada ceritanya adalah hal yang tidak mudah dan membingungkan. Akan tetapi, sudut pandang akan berpengaruh penting pada sebuah karya sastra hingga membentuk suatu kepribadian.

1. Sudut Pandang Orang Pertama (POV 1)

Penyajian cerita ini menggambarkan seolah-olah tokoh utama adalah yang bercerita. Sudut pandang orang pertama menggunakan ‘aku’ sebagai peran utama. Si pembaca juga akan merasa menyelami setiap cerita yang dikisahkan.

Membaca sebuah cerpen atau karya sastra lainnya  menggunakan sudut pandang orang pertama, pembaca seakan-akan menjadi salah satu tokoh dalam cerita yang disampaikan. Sementara itu, perasaan pembaca juga dibuat seolah-olah si pembaca ikut mengalami hal yang serupa dengan tokoh utama, penggunaan kata ‘aku’ sebagai pusat cerita.

Jika sering membaca cerpen atau karya fiksi lainnya, kamu tentu tidak asing lagi menemui penggunaan sudut pandang orang pertama. Menceritakan diri sendiri atau kisah sang penulis, sudut pandang ini menggunakan ‘aku’ sebagai peran utama.

Berikut ini contoh potongan cerita yang menggunakan sudut pandang atau POV orang pertama pada cerpen Pentingnya Seseorang untuk Bersyukur oleh Fita Arofah.

Namaku Ceisya. Aku hanyalah murid SMA yang pemalas dan membosankan. Tak ada yang mau berteman denganku karena sikapku yang dingin dan judes. Walau begitu, aku tidak peduli, karena aku hidup untuk diriku sendiri.

2. Sudut Pandang Orang Kedua (POV 2)

Menggunakan sudut pandang orang kedua pada cerita biasanya menggunakan kata ‘kamu’ sebagai peran utama. Namun, sangat jarang ditemukan pada cerita fiksi atau cerpen. Jenis sudut pandang ini lebih banyak ditemukan dalam karya-karya seperti artikel dan ditandai dengan ‘kamu’ atau ‘anda’.

Sudut pandang ini memiliki cara penulis menempatkan dirinya di dalam cerita untuk menyampaikan ceritanya. Penyajian ceritanya memposisikan penulis sebagai narator yang sedang berbicara kepada kata ganti ‘kamu’ dan menceritakan apa yang dilakukan ‘kamu’ atau ‘kau’ atau ‘anda’. 

Sudut pandang orang kedua, pembaca diperlakukan sebagai seorang tokoh utama sehingga merasa dekat dengan cerita. Maka dari itu, penulis harus konsisten tidak menyebut kata ‘aku’ untuk berbicara dengan tokoh utama.

3. Sudut Pandang Orang Ketiga (POV 3)

Penyajian cerita dengan sudut pandang orang ketiga dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu sudut pandang orang ketiga terbatas dan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Posisi penulis pada cerita dengan sudut pandang ketiga berada di luar cerita. 

Penulis cerita diposisikan sebagai narator yang dapat menceritakan apa saja hal-hal yang menyangkut tokoh ‘dia’ tersebut. Umumnya penulis akan menggunakan nama tokoh dan beberapa tokoh lainnya. Penyebutan nama yang berulang pada sudut pandang dapat membantu pembaca mengetahui tokoh yang sedang diceritakan. 

Tokoh dalam cerita sudut pandang ketiga ditampilkan menggunakan nama atau dengan kata ganti ‘dia’, kata ganti ‘dia’ atau ‘ia’ digunakan sebagai variasi kata panggilan tokoh. 

a. Sudut Pandang Orang ketiga Terbatas

Dalam cerita ini penulis atau narator mengetahui apa yang didengar, dilihat, dipikir, dirasakan, dan dialami oleh tokoh cerita. Akan tetapi, terbatas hanya pada seorang tokoh saja atau dalam jumlah yang sangat terbatas, tidak mengetahui secara mendetail. 

Berdasarkan peristiwa yang diceritakan melalui pandangan atau kesadaran seorang tokoh. Narator berposisi diluar cerita, hanya menceritakan apa yang dapat dilihat dan didengar tentang perbuatan serta dialog tokoh-tokoh pada sebuah cerpen atau karya sastra lainnya. 

Contoh potongan cerita yang menggunakan sudut pandang atau POV orang ketiga terbatas pada cerpen Ephemeral oleh Fitria Salmaa Rosyidah.

Namun entah kenapa dengan hari ini, ditempat bersimpuh sekarang ini, kata-kata itu bagai lelucon saat melintas di otaknya. Dirinya tak pernah menyangka hari ini akan datang, hari dimana ia akan merasa amat menyesal.

b. Sudut Pandang Orang ketiga Serba tahu

Pada sudut pandang ini, penulis juga mengetahui segala hal yang terjadi pada karakter dalam cerita, akan tetapi lebih mendetail. Penulis sebagai narator  juga tidak terbatasi hanya menceritakan pada satu tokoh, tetapi dapat berpindah dari satu tokoh ke tokoh lainnya.

Menyajikan cerita menggunakan sudut pandang ‘dia’. Pada posisi ini seorang penulis dapat menceritakan berbagai hal yang berkaitan dengan tokoh ‘dia’. Karena pengetahuan penulis sebagai narator serba menetahui banyak hal seperti mengenai tokoh, peristiwa, perbuatan, serta penyebab setiap perbuatan tokoh.

Berikut ini potongan cerita yang menggunakan sudut pandang atau POV orang ketiga serba tahu pada cerpen Anorexia oleh Annisa Syakirah.

Aku perkenalkan kalian dengan seorang gadis remaja bernama Cantika Putri. Biasa dipanggil Cantika. Umurnya baru menginjak 16 tahun, tetapi begitu banyak hal yang mengusik pikirannya. Mulai dari permasalahan belajar, pergaulan, hubungan percintaan, bahkan penampilan. Usia peralihan antara remaja menuju dewasa memang sering  membuat hati kelabu.

 

Tinggalkan Komentar