Cerpen – Pesat by Zahra Khairunnisa

Cerpen - Pesat by Zahra Khairunnisa

Lia menarik salah satu mangkok dan gelas ke arahnya lalu sisanya ia dorong ke arahku. “Asal …. Mas Aba bersedia kabulkan permintaan ketigaku dengan makan bareng. Mau, kan?”

Ingatanku berputar kembali pada kejadian lima tahun lalu di rumah sakit yang sama, tetapi di lokasi yang berbeda. Kala itu aku dan Zeva —adik perempuanku— duduk bersebelahan pada bangku taman tak jauh dari sini. Ia menyerahkan padaku sebuah jam saku perak antik yang dahulunya adalah milik ayahku, tetapi telah dihadiahkan kepada Zeva. Selain itu, ia juga banyak membagi kisahnya padaku sebab saat itu adalah kesempatan pertama kami duduk berdua.

“Kak, sakit banget,” rintih Zeva beberapa kali disertai deraian air mata.

Aku tak dapat berbuat banyak selain mendengar dan menuruti kemauannya. Ia telah pasrah dan mengentikan perawatan yang telah berjalan beberapa tahun. Permintaan pentingnya saat itu ialah mengobrol denganku yang seumur hidupnya lebih mementingkan kegiatan akademis daripada sekedar menghabiskan waktu bersama.

“Kak Aba ingat nggak kalau dulu Kakak ingin banget punya jam saku ini? Menurutku Kakak sejak dulu berhak menerima ini, tapi Ayah malah ngotot akan jual benda antik ini untuk menambah biaya pengobatanku.”

“Tetapi sekali lagi aku cuma pengen bilang kalau Kakak sangat berhak atas ini.” Ia menggenggam tanganku erat.

“Susah loh minta benda kesyangan Ayah ini. Jadi tolong dijaga baik-baik ya, Kak?”

“Semoga nanti kita bisa ngobrol kayak gini lagi. Enak banget loh kalau lagi cerita terus ada yang dengerin.” Untuk kesekian kalinya, hati kerasku melemah begitu saja hingga berhasil menitikkan air mata yang telah lama mengering.

Sayangnya, doa Zeva agar kita diberi kesempatan bersama lebih lama belum sempat terkabul. Tak sampai sepekan setelah hari itu ia dipanggil menemui Sang Pencipta. Ia pergi begitu cepat dikarenakan penyakit usus buntu dan gangguan fungsi otak akibat mengonsumsi makanan instan dan MSG berlebihan.

Itulah mengapa setelah kematiannya aku mulai belajar memasak dan sebisa mungkin menghindari makanan instan, membatasi konsumsi MSG, dan menerapkan pola hidup yang lebih sehat.

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn