
Babaleno terdiam. Ekornya bergerak-gerak. Kucing jantan itu terlihat berpikir keras.
“Baik, aku tetap di depan. Kita masuk rumah itu di jalur yang aman saja. Pelan-pelan. Jangan grasa-grusu,” perintah Babaleno kepada para kucing.
Mereka masuk ke rumah Papa Koko satu per satu melalui pintu belakang. Berbeda dengan pintu depan yang rusak namun terkunci rapat, pintu belakang terbuka lebih lebar dan mudah dilewati.
Misi Penyelamatan Babaleno
Begitu masuk, Babaleno mengeong pelan. Dia ingin melihat reaksinya. Dan benar saja, tak lama suara mengeong dari dalam lubang besar terdengar jelas. Itu suara meongan si Miau.
Ternyata benar dugaan mereka. Miau terjebak di dalam lubang yang tadi diceritakan si kembar. Dan kini sudah ditemukan bersamaan dengan suara azan Subuh dari mesjid komplek.
Artikel yang sesuai:
Tidak mudah untuk mengeluarkan Miau dari lubang yang mempunyai kedalaman hampir dua meter itu. Kalau sendiri, sepertinya tidak akan sanggup. Untungnya mereka bersama-sama datang ke sana.
“Tenang Miau, kamu akan kami keluarkan dari lubang ini!” teriak Babaleno dari mulut lubang.
Mata mereka bersinar dan perlahan menarik Miau dari lubang bahaya tersebut. Mereka bergenggaman erat menyatukan kekuatan untuk menjaga agar Miau tidak jatuh lagi.






