Perbedaan Buku Fiksi dan Nonfiksi yang Perlu Kamu Tahu!

Perbedaan Buku Fiksi dan Nonfiksi yang Perlu Kamu Tahu!

Dalam dunia kepenulisan, ada dua jenis buku yaitu fiksi dan nonfiksi. Tentu banyak hal yang membedakan antara buku fiksi dengan buku nonfiksi. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas perbedaan buku fiksi dan nonfiksi yang perlu kamu ketahui.

Ketika membicarakan soal tulisan, setiap penulis tentu bisa menulis karya fiksi maupun nonfiksi. Namun, modal bisa menulis saja nyatanya tidak cukup. Penulis perlu mengetahui serta memahami teknik kepenulisan antara karya nonfiksi dan fiksi, karena keduanya memiliki perbedaan yang mencolok.

Perbedaan Buku Fiksi dan Nonfiksi yang Perlu Kamu Tahu!

Seperti yang telah kita bahas di awal, buku fiksi dan nonfiksi memiliki perbedaan dari segi teknik menulisnya. Umumnya banyak orang menganggap menulis buku fiksi tampak lebih mudah, jika dibandingkan dengan buku nonfiksi.

Alasan yang cukup sering dilontarkan adalah buku fiksi lebih mudah karena hanya perlu mengarang saja. Walaupun sebenarnya tetap ada panduan dan ketentuannya tersendiri.

Perbedaan Buku Fiksi dan Nonfiksi

Umumnya buku fiksi merupakan jenis tulisan berdasarkan ide dan imajinasi penulisnya. Dengan kata lain, karya fiksi hanyalah rekaan kejadian yang ditulis oleh penulis. Jenis-jenis buku fiksi seperti novel, novela, novellet, cerita pendek (cerpen), puisi, dan lain sebagainya.

Sementara itu, buku nonfiksi lebih bercondong pada penyampaian infomasi berdasarkan pendapat/opini/kajian penulis serta bukan suatu karya tulis rekayasa dari penulis karena di dalamnya memuat hal-hal yang terjadi berdasarkan fakta. Beberapa buku nonfiksi antara lain seperti buku monograf, buku ajar, buku biografi, dan lain sebagainya.

Secara umum kedua jenis buku ini memiliki perbedaan yang sangat kentara. Berikut ini perbedaan buku fiksi dan nonfiksi secara rinci. Simak ya!

1. Penggunaan bahasa

Perbedaan pertama adalah buku nonfiksi menggunakan gaya bahasa yang bersifat denotatif. Denotatif adalah gaya bahasa yang memiliki makna sebenarnya. Dengan kata lain, gaya bahasa ini tidak melebih-lebihkan atau hiperbola, sehingga pembaca lebih mudah memahaminya.

Sementara itu, buku fiksi menggunakan gaya bahasa yang bersifat konotatif. Konotatif merupakan gaya bahasa yang memiliki makna tidak sebenarnya atau cenderung melebih-lebihkan (hiperbola). Hal tersebut tujuannya agar pembaca memiliki emosi ketika membaca cerita fiksi tersebut.

2. Sumber

Selanjutnya perbedaan yang kedua adalah sumber yang digunakan. Pada buku nonfiksi menggunakan sumber data yang sebenarnya atau sesuai fakta, sehingga kebenaran informasinya dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan buku fiksi bersumber dari ide, imajinasi, serta perasaan penulisnya.

3. Sifat karangan

Pebedaan buku fiksi dan nonfiksi berikutnya adalah sifat karangannya. Buku nonfiksi sifatnya tidak direkayasa, karena kerangkanya berdasarkan data dan peristiwa yang nyat yang terjadi. Sedangkan buku fiksi, karangannya bersifat khayalan, karena di dalamnya hanya memuat pemikiran dan imajinasi yang dituangkan oleh penulisnya, sehingga tidak dapat diyakini kebenarannya.

4. Bentuk karangan

Pebedaan yang terakhir adalah bentuk karangannya. Buku nonfiksi memiliki bentuk karangan yang informatif. Hal itu karena data yang ada di dalamnya bisa menjadi rujukan bagi para pembaca.

Sementara itu, buku fiksi memiliki bentuk karangan rekaan. Hal tersebut karena di dalamnya hanya mengungkapkan serta menyajikan perasaan sesuai dengan kehendak penulis untuk membuat para pembacanya larut ke dalam cerita.

Unsur Buku Fiksi

Buku fiksi memiliki beberapa unsur di dalamnya. Berikut ini berbagai unsur yang ada di dalam buku fiksi:

  1. Tema merupakan ide atau gagasan dasar yang menjadi latar belakang cerita seperti tema percintaan, persahabatan, kehidupan sosial, dan lain sebagainya.
  2. Tokoh merupakan pelaku yang ada di dalam cerita. Umumnya terdiri atas tokoh antagonis, protagonis, dan tritagonis.
  3. Latar merupakan keterangan mengenai tempat, waktu, serta suasana yang ada di dalam cerita.
  4. Alur merupakan rangkaian peristiwa yang membentuk jalan cerita. Biasanya alur terbagi menjadi tiga yaitu alur maju, mundur, dan campuran.
  5. Sudut pandang merupakan cara pandang penulis dalam menyampaikan cerita. Di dalam cerita bisanya penulis menggunakan sudut pandang orang pertama atau sudut pandang orang ketiga.
  6. Gaya bahasa merupakan cara penulis dalam menyampaikan isi cerita. Biasanya penulis akan menggunakan majas-majas tertentu untuk membuat pembaca turut serta merasakan emosi ketika membaca cerita.
  7. Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan penulis kepada para pembacanya.

Unsur Buku Nonfiksi

Buku nonfiksi juga memiliki beberapa unsur yang berbeda dari buku fiksi. Di bawah ini adalah beberapa unsur buku nonfiksi:

  1. Judul ialah nama buku yang ada di dalam cover buku yang menggambarkan isi buku tersebut. Judul pada buku nonfiksi harus sesuai dengan kaidah yaitu menggunakan bahasa baku, singkat, jelas, dan efektif agar memudahkan pembaca dalam memahaminya.
  2. Penulis ialah orang yang menulis atau menyusun buku tersebut.
  3. Penerbit ialah instansi yang mempersiapkan buku mulai dari proses penyuntingan, layout, mendesain sampul mencetak hingga buku siap edar.
  4. Jumlah halaman ialah jumlah bab atau banyaknya isi halaman yang dibahas dalam buku.
  5. Isi buku ialah pembahasan yang ada di dalam buku.
  6. Penutup ialah kesimpulan dari semua pembahasan di dalam buku, bisa berupa statement terakhir dari penulisnya.

Nah, itulah perbedaan buku fiksi dan nonfiksi yang perlu kamu tahu. Sekarang kamu sudah memahami perbedaan keduanya, kan. Kamu lebih tertarik menulis buku nonfiksi atau fiksi. Share artikel ini ke teman-temanmu agar mereka juga bisa memahaminya!