Tips Membuat dan Mendeskripsikan Setting Cerita Fiksi Baik di Novel Maupun Cerpen

Tips Membuat dan Mendeskripsikan Setting Cerita Fiksi Baik di Novel Maupun Cerpen

Membuat dan mendeskripsikan setting cerita fiksi dengan baik menjadi bagian dari proses menulis novel yang tidak bisa diabaikan. Sebagai penulis kamu harus bisa membuat setting yang bisa memancing imajinasi pembaca.

Dengan demikian pembaca akan semakin menikmati karya fiksi yang kamu tulis baik itu novel maupun cerpen. Untuk membuat setting yang baik, kreativitas kamu dalam menyusun narasi sangat diperlukan. Pada kesempatan kali ini kami akan menguraikan tips membuat dan mendeskripsikan setting cerita fiksi yang memikat.

Tips Membuat dan Mendeskripsikan Setting Cerita Fiksi Baik di Novel Maupun Cerpen

Dengan harapan, kedepannya kamu bisa membuat dan menarasikan setting atau latar cerita dengan baik. Yang mana, bisa membangkitkan imajinasi pembaca, meningkatkan pengalaman pembaca dan menambah perkembangan cerita terkait alur, suasana hati, dan karakter. Baiklah silakan menyimak uraiannya, berikut ini:

Tips Membuat Setting Cerita Fiksi

Pada pembahasan pertama kami akan menguraikan tips yang bisa kamu gunakan ketika akan membuat setting cerita. Yaitu sebagai berikut ini:

1. Sesuaikan latar cerita dengan tujuan plot

Setting yang baik harus selaras dengan alur cerita. Maksudnya adalah, jika alur ceritamu tentang seorang yang sedang menempuh pendidikan.

Maka setting tempat yang mendukung alur tersebut misalnya adalah lingkungan kampus, tempat kos, kota pendidikan (Malang atau Bandung), daripada menuliskan setting di daerah Tangerang yang merupakan daerah industri. Dengan demikian pembaca akan merasa ceritamu realistis dan masuk akal.

2. Sesuaikan latarnya dengan cerita

Latar sebuah cerita harus sesuai dengan cerita sebenarnya; benda, peristiwa, atau objek dalam latar cerita tidak boleh terasa janggal bagi pembaca. Latar tersebut harus sesuai berdasarkan pengetahuan sebelumnya tentang suatu tempat atau periode waktu.

Semisal setting waktu yang kamu pakai di ceritamu adalah di tahun 1960-an, ketika kamu ingin menarasikan sesuatu atau mulai bercerita jangan sampai ada objek atau benda aneh muncul dari narasimu. Semisal benda aneh tersebut, kamu menyebutkan si tokoh sedang memakai ponsel (telepon tanpa kabel) untuk berkomunikasi padahal di latar waktu tersebut ponsel belum digunakan. Padahal masyarakat di era tersebut masih menggunakan ponsel atau telepon kabel.

3. Sesuaikan latar atau setting cerita dengan karakter tokoh

Setiap tokoh pasti memiliki karakternya masing-masing, dan kamu perlu membuat setting sesuai dengan karakter tersebut. Semisal karakter dalam novel atau cerpenmu adalah seorang yang pemalu, maka setting cerita di perpustakaan, toko buku atau di bangku taman akan sesuai dengannya. Daripada kamu menggunakan setting berupa tempat live music.

Kesesuaian antara karakter tokoh dan setting cerita akan semakin menghidupkan cerita dan tokohmu tersebut. Hal tersebut juga akan semakin membuat pembaca yakin dengan karakter tokoh yang kamu ciptakan.

4. Pastikan untuk memperhatikan suasana yang ingin kamu bangun untuk suatu adegan

Tips berikutnya dalam membuat setting cerita adalah memperhatikan suasana dari adegan yang akan kamu tulis. Misalnya, kamu ingin membuat adegan pertarungan yang mendebarkan dan tegang maka pertarungan di atas gedung bertingkat bisa kamu pilih.

Atau kamu ingin membuat adegan penuh kehangatan keluarga, maka setting cerita di ruang TV atau meja makan keluarga bisa jadi pilihan. Contohnya lagi kamu ingin membangun suasana hangat antara anak dan bapak, di mana si bapak membacakan dongen untuk anaknya kamu bisa memilih kamar tidur sebagai setting-nya.

Tips Mendeskripsikan Setting Cerita Fiksi

Pembahasan kedua kami akan berfokus terkait cara yang bisa kamu gunakan dalam mendeskripsikan setting cerita fiksimu, yaitu:

1. Gunakan detail sensorik (panca indera)

Imajinasi pembaca selalu melibatkan panca inderanya. Untuk itu, guna membangun setting yang baik di mana bisa diterima pembacanya dengan baik maka kamu perlu menggunakan detail sensori.

2. Tunjukkan jangan katakan

Dalam menggunakan detail sensorik untuk membangun setting cerita yang baik kamu harus bisa menunjukkannya, tidak dengan mengatakan. Kalau hanya mengatakan ini akan menggangu pembaca dalam berimajinasi dan menikmati karyamu.

3. Gunakan bahasa kiasan atau majas

Dalam proses menunjukkan tersebut guna mendeskripsikan setting cerita, kamu bisa memanfaatkan kiasan. Semisal kamu hendak menunjukkan atau mendeskripsikan tempat yang sangat indah dengan mengatakan “Desi mengajakku mengelilingi pulau ini, yang keindahannya bagaikan surga dunia.”.

Itulah pembahasan terkait dengan tips membuat dan mendeskripsikan setting cerita fiksi yang memikat. Perlu kamu tahu dalam proses menentukan setting cerita kamu juga memerlukan riset. Agar setting cerita yang kamu susun menjadi masuk akal.

Selain itu dalam mendeskripsikan latar atau setting cerita usahakan jangan berlebihan, gunakan secukupnya saja. Jangan sampai ceritamu justru tergantung karena kamu terlalu fokus dalam mendeskripsikan latar cerita.

Tinggalkan Komentar