Penggunaan kata tidak baku seringkali menimbulkan persepsi dalam benak sebagian besar orang bahwa diksi tersebut benar untuk penulisan sebuah karya tulis, baik fiksi maupun nonfiksi.
Persepsi yang salah itu muncul dari terlalu seringnya orang-orang menggunakan diksi yang tak baku dalam keseharian. Maka dari itu, artikel ini akan membahas seputar kata baku dan tidak baku untuk meluruskan persepsi yang salah tersebut.
Daftar isi
ToggleContoh Kata Baku dan Tidak Baku, Pengertian, hingga Ciri-cirinya
Perbedaan dua jenis diksi tersebut memang tidak terlihat gamblang. Terkadang hanya ada perbedaan di satu huruf saja. Itulah mengapa banyak orang yang keliru ketika mengimplementasikannya.
Kendati demikian, menepis kekeliruan dan menjadi familier dengan perbedaan dua hal tersebut tidak akan sulit jika kamu sering membaca KBBI dan meningkatkan rasa ingin tahu dalam menguliknya secara intens.
Artikel ini akan menyuguhkan pengertian, ciri, cara membedakan hingga contohnya yang sering tertukar penggunaannya. Jadi, baca uraian di bawah sampai selesai, yuk!
Artikel yang sesuai:
Mengulik Pengertian Kata Baku dan Tidak Baku
Dua jenis diksi ini memiliki karakteristik tersendiri sehingga definisinya pun berbeda. Untuk itu, kamu dapat membuka wawasan dalam memahami perbedaan definisi keduanya dari penjelasan berikut:
1. Pengertian kata baku dari beberapa ahli
Mulyono mendefinisikannya sebagai bagian dari varian bahasa yang penggunaannya sebagai media berkomunikasi perihal ilmu pengetahuan. Adapun menurut Gorys Keraf, kata baku adalah diksi yang menjadi acuan sebuah bahasa.
Jenis diksi ini termasuk diksi yang sudah benar dan setiap orang wajib menerapkannya dalam sebuah kalimat yang resmi. Mengimplementasikan diksi tersebut dalam sebuah karya tulis yang formal tidak hanya menunjukkan kepatuhan dalam aturan penggunaan bahasa, tetapi juga menunjukkan mutu dari sebuah karya tulis.
Bagi orang-orang yang sudah familier, mereka bisa saja mengernyitkan dahi ketika menemukan sebuah tulisan atau mendapatkan tugas dalam memberi masukan dan revisi dari suatu karya tulis.
Reaksi yang ditimbulkan itu menunjukkan betapa krusial penggunaannya dalam menunjang kualitas tulisan, sehingga mengetahui daftar diksi tersebut di luar kepala menjadi sebuah keharusan.
2. Pengertian kata tidak baku dari beberapa ahli
Kata tidak baku merupakan salah satu ragam Bahasa yang berkembang sebagai bahasa tidak resmi dalam masyarakat menurut pandangan Suharianto.
Menurut ahli lain seperti Alwasilah, penuturan yang tidak baku berarti bentuk bahasa yang ada dalam ungkapan sehari-hari yang susunan kalimat hingga cara pengucapannya berbeda dari standar yang sudah termaktub.
Berdasarkan pandangan beberapa ahli di atas, sudah sangat jelas bahwa hal ini memiliki fungsi sebagai media bertutur secara verbal di kehidupan masyarakat. Semakin banyak yang menuturkan bahasa tidak baku, maka banyak di antaranya menjadi kurang familier dengan diksi yang baku.
Ciri-Ciri Kata Baku
Uraian mengenai ciri-cirinya dapat kamu temukan pada penjelasan berikut:
1. Tidak memiliki arti yang rancu
Para ahli telah menetapkannya sedemikian rupa sehingga keberadaannya sesuai dengan kaidah kebahasaan. Karena telah sesuai, maka tidak mungkin jika jenis diksi ini menghasilkan makna yang abu-abu.
2. Tidak terintervensi oleh tuturan yang konvensional
Diksi yang baku bersifat formal dan penggunaannya juga untuk ranah yang formal. Kendati terdapat kemiripan dengan bahasa lokal, jenis diksi ini setidaknya menyerap dan memodifikasi diri sehingga menjadi otentik dan layak menjadi tuturan resmi.
3. Tetap konsisten
Meski zamannya berubah, kata baku masih akan tetap sama. Ia tetap sesuai dengan kaidah ejaan yang telah tertera. Pembaharuan diksi yang seringkali dipakai orang saat bertutur tidak akan mengubah bentuk atau maknanya.
Ciri-Ciri Kata Tidak Baku
Di bawah ini terdapat beberapa ciri mengenai jenis diksi tersebut, yaitu:
1. Cenderung berubah karena terpengaruh bahasa daerah atau bahasa asing
Banyak orang yang menggunakan diksi yang tidak baku berdasarkan apa yang tengah tren di masa itu. Hal ini kerap ada dalam kosakata bahasa daerah atau bahasa asing sehingga bagi yang tidak tahu artinya akan sulit memahami konteks suatu percakapan.
2. Dipakai sebagai bahasa kasual
Orang-orang banyak menggunakan diksi tak baku sebagai bahasa sehari-hari karena sejak awal diksi tersebut familier dan lebih mudah diucapkan. Penggunaannya memang lebih cocok sebagai bahasa verbal sehingga kesannya lebih akrab dan tidak kaku.
3. Maknanya terkadang bersifat ambigu
Berbeda dengan bahasa baku, jenis hal ini terkadang mengandung beberapa makna yang mengakibatkan multitafsir bagi orang yang kurang memahami konteks, sehingga perlu interaksi yang intens dalam memahaminya.
Cara Membedakan Keduanya
Ada beberapa perbedaan yang membuat kedua hal ini saling bertolak belakang baik dari segi fungsi hingga makna. Perbedaan itu dapat kamu lihat dari uraian di bawah ini:
1. Perhatikan maknanya
Setiap diksi yang baku memiliki makna yang jelas dan dapat dicek dalam KBBI. Maknanya juga terdiri dari satu definisi. Sementara itu, diksi yang tidak baku kemunculannya seringkali tercipta karena ide satu orang atau kesepakatan dari sekumpulan orang. Hal itu membuat maknanya tidak tersebar luas dan hanya sebagian orang yang memahaminya.
2. Pastikan apakah sebuah kata terpengaruh zaman atau tidak
Kata tidak baku selalu lahir di setiap zaman yang memungkinkannya menjadi lebih kekinian. Hal ini terjadi karena bahasa tidak baku hanya ada dalam bahasa sehari-hari yang sifatnya lebih santai.
Lain halnya dengan diksi baku yang tidak terpengaruh dengan perubahan zaman, karena keberadaannya berfungsi sebagai bahasa resmi dan bahasa tulis yang bersifat formal.
3. Lihat fungsinya
Jika berada dalam situasi atau lingkungan yang formal, maka kata baku menjadi prioritas. Untuk mengetahui apakah diksi yang kamu tahu selama ini termasuk formal atau tidak, kamu dapat menilik KBBI agar lebih kredibel.
Penggunaan kata baku juga harus ada saat berinteraksi dengan sosok yang terhormat sehingga suasana canggung tidak mengganggu. Sebaliknya, jika berada di lingkungan yang informal alangkah lebih baik jika menggunakan ucapan yang tidak baku agar tidak terdengar ganjil.
Contoh Kata Baku dan Tidak Baku
Agar kamu semakin ingat dan paham, di bawah ini akan dipaparkan contoh kata apa saja yang termasuk dalam dua jenis hal tersebut. Perbedaan ini juga dapat kamu lihat di KBBI.
Kata Baku | Kata Tidak Baku |
Abjad | Abjat |
Adab | Adap |
Administrator | Admin |
Afdal | Afdol |
Agamais | Agamis |
Akhirat | Akherat |
Aktif | Aktip |
Aktivitas | Aktifitas |
Akuarium | Aquarium |
Al-Qur’an | Alquran |
Apotek | Apotik |
Ambulans | Ambulan |
Aparat | Aparatur |
Asas | Azas |
Atlet | Atlit |
Autentik | Otentik |
Azan | Adzan |
Balig | Baligh |
Barzakh | Barzah |
Becermin | Bercermin |
Bengkuang | Bengkoang |
Boks | Box |
Budek | Budeg |
Bujet | Budget |
Bus | Bis |
Cabai | Cabe |
Cendekiawan | Cendikiawan |
Cenderamata | Cinderamata |
Capai | Capek |
Cedera | Cidera |
Cengkih | Cengkeh |
Cokelat | Coklat |
Definisi | Defenisi |
Detail | Detil |
Diagnosis | Diagnosa |
Dipersilakan | Dipersilahkan |
Dolar | Dollar |
Diskotek | Diskotik |
Dramatisasi | Dramatisir |
Durian | Duren |
Dai | Da’i |
Ekstrem | Ekstrim |
Embus | Hembus |
Ekstra | Extra |
Ekstrover | Extrovert |
Elite | Elit |
Frasa | Frase |
Familier | Familiar |
Favorit | Pavorit |
Filsuf | Filosof |
Gaib | Ghaib |
Gua | Goa |
Genius | Jenius |
Genting | Genteng |
Gerebek | Grebek |
Glamor | Glamour |
Guncang | Goncang |
Hafal | Hapal |
Hakikat | Hakekat |
Hadis | Hadist |
Hektare | Hektar |
Ijazah | Ijasah |
Imbau | Himbau |
Indera | Indra |
Insaf | Insyaf |
Izin | Ijin |
Inframerah | Infra merah |
Isap | Hisap |
Intelijen | Inteligen |
Islamiah | Islamiyah |
Istigfar | Istighfar |
Ibtidaiah | Ibtidaiyah |
Ingar-bingar | Hingar-bingar |
Introspeksi | Intropeksi |
Jenderal | Jendral |
Jemaah | Jamaah |
Jahiliah | Jahiliyah |
Kaidah | Kaedah |
Komplet | Komplit |
Karier | Karir |
Kedaluwarsa | Kadaluwarsa |
Khotbah | Khutbah |
Klien | Client |
Lembap | Lembab |
Makhluk | Mahluk |
Manajer | Manager |
Merek | Merk |
Meterai | Materai |
Memengaruhi | Mempengaruhi |
Mag | Maag |
Magrib | Maghrib |
Malapraktik | Malpraktek |
Memesona | Mempesona |
Mentimun | Timun |
Menyontek | Mencontek |
Miliar | Milyar |
Nasihat | Nasehat |
Napas | Nafas |
Nakhoda | Nahkoda |
Negeri | Negri |
Narasumber | Nara sumber |
Notula | Notulen |
Omzet | Omset |
Orisinal | Orisinil |
Orang tua | orangtua |
Oranye | Orange |
Paham | Faham |
Pikir | Fikir |
Praktik | Praktek |
Perajin | Pengrajin |
Petai | Pete |
Prancis | Perancis |
Risiko | Resiko |
Rezeki | Rejeki |
Rapor | Rapot |
Respons | Respond |
Reumatik | Rematik |
Realitas | Realita |
Religius | Relijius |
Reptilian | Reptil |
Rida | Ridho |
Rubuh | Roboh |
Saksama | Seksama |
Sekadar | Sekedar |
Saus | Saos |
Standardisasi | Standarisasi |
Sop | Sup |
Starter | Stater |
Stroberi | Strawberry |
Subbab | Sub bab |
Sumatra | Sumatera |
Sirene | Sirine |
Sirup | Sirop |
Sopir | Supir |
Telanjur | Terlanjur |
Telentang | Terlentang |
Tepercaya | Terpercaya |
Toleransi | Tolerir |
Urine | Urin |
Ustaz | Ustadz |
Utang | Hutang |
Zaman | Jaman |
Zamzam | Zam-zam |
Itulah contoh kata baku dan tidak baku beserta pengertian, cara membedakannya, hingga ciri-cirinya. Semoga uraian di atas dapat menambah wawasan kamu dalam memahami kaidah kebahasaan.