Cerpen – Senja yang Menyapa by Komarieh

Cerpen - Senja yang Menyapa by Komarieh

Aku mulai mengerti dan sedikit-sedikit melakukan hal tersebut, menjaga pandanganku. Aku yang awam mulai meninggalkan hal-hal kecil yang dilarang dan melakukan hal-hal kecil yang diperintahkan.

Sedikit demi sedikit aku mulai terbiasa, dan tanpa ku sadar karena terlalu fokus dan berusaha merubah diriku. Aku mulai tidak memikirkan Tofa, seseorang yang entah sebenarnya aku suka atau hanya aku kagum saja pada dirinya.

Dan aku mulai sadar, ternyata Tofa hanyalah kenangan masa kanak-kanak ku yang terperangkap pada masa ku yang sekarang. Dan aku tanpa sadar mulai melepaskan dia dari benakku, karena aku mulai memikirkan sang pencipta ku yaitu Allah Subhanahuwata’ala.

Saat liburan semester, Aku, Deli dan Nia mengikuti kegiatan kampus. Dan menginap di pantai selama 3 hari. Saat kegiatan tersebut aku mulai merasa bahwa Allah itu benar-benar maha kuasa, aku melihat alam yang diciptakan Allah sungguh indah. Masya Allah.

Setelah kegiatan tersebut aku mengetahui sesuatu. Saat itu Nia mengatakan bahwa dia mengagumi Abdullah. Aku mendengar hal tersebut merasa jika hati ku semakin membeku. Entah mengapa aku merasakan hal yang seharusnya tidak aku rasakan, cemburu.

Dan aku mulai menyadari jika selama ini hatiku mulai kembali mencair, dan itu tanpa ku sadar. Tapi setelah mendengar hal yang diutarakan Nia aku menjadi bingung. Aku semakin merasakan hal tersebut, pada saat aku melihat Nia memberikan makanan di meja Abdullah. Semenjak saat itu perasaan yang membuat hati ku kembali beku semakin bertambah beku.

Nia lebih segala-galanya dari ku, dia lebih taat beragama, berparas cantik, dan sholehah. Dibanding aku yang baru memulai untuk merubah hidupku menjadi lebih baik dan dekat kepada Allah. Mungkin Abdullah lebih mencari wanita seperti Nia.

Aku menceritakan hal tersebut kepada Deli. Semuanya aku ceritakan kepada Deli, perasaan ku, hati ku yang kembali beku.

“Kamu bisa melupakan Tofa, Ja, dan kenapa kamu tidak berusaha untuk melupakan Abdullah. Jangan membuat hati mu semakin beku Senja” ucap Deli saat aku berkunjung ke indekos nya sore hari.

“Aku mulai berusaha Del, saat aku tahu teryata Nia mengagumi Abdullah, aku mulai menghilangkan perasaan kaku itu” balas ku.

“Jika dia bukan jodoh mu, suatu saat nanti kau akan mendapat kan jodoh yang terbaik untuk dirimu. Dan jika dia benar jodoh mu akan ada saatnya kau dan dia akan dipersatukan oleh Allah” ucap Deli lagi. “Tetaplah mendekatkan diri kepada Allah Subhanahuwata’ala, Senja. Serahkan semua perasaan mu pada Nya” sambungnya lagi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *