Cerpen- See You When Our Path Cross Again by Tiana Rayunda

I like you, Nya, dari pertama kali kamu nyapa aku di kelas sebelas. Aku nggak punya cukup keberanian buat ngomong langsung, dan aku nggak siap ditolak sih lebih tepatnya, hehe. Kayak yang Pak Bas bilang, tulisanku kayak ceker ayam, padahal itu tulian calon dokter ‘kan?!

Tapi, kali ini aku milih percaya aja sama Pak Bas, makanya kuketik, biar kamu bisa baca. Dan, aku harap kita nggak lost contact ya, Nya.

See you when our path cross again. Btw, soal Pak Bas, ada satu waktu aku berterima kasih banget sama beliau, waktu beliau ngacak kursi dan kita jadi temen sebangku.

Canggung

Tak ada reaksi yang bisa kuberikan selain termangu dan terus memproses setiap kata yang tertulis dalam lipatan kertas itu. Ini dari Narka? Narka mau ke Makassar? Narka suka siapa?

Pertanyaan itu seakan terus berputar dalam kepalaku dan tak mau berhenti. Aku tidak bisa tidur malam ini dan kantung mataku berhasil menebal. Begitu hari pengembalian buku tiba, aku segera mencari keberadaan Narka.

Aku menemukannya tengah duduk bersama temen cowok sekelas kami dan sedang bercanda tawa menunggu antrean pengembalian buku. Sepertinya dia melihatku, sebab dia melambaikan tangan dengan senyum lebar.

Aku membalas senyumnya dengan singkat dan canggung. Narka terlihat mengernyit, lantas berjalan menghampiriku.

“Dih, senyum apaan tadi? Sok jaim deh, Manya, sekarang.” Dia menyenggol sikuku dan terkekeh.

Aku tak bisa membalas candaanya seperti hari-hari biasa. Respon terbaikku hanyalah tersenyum kecil. Mungkin karena hal itu, Narka mengernyitkan alisnya. Heran.

“Kenapa sih, Nya?”

Aku tak langsung menjawab. Setiap kata dalam surat itu terus berputar dalam kepalaku. Aku menyebarkan pandanganku ke segala arah, tidak bisa menatap mata Narka dengan percaya diri. Saat mata kami sempat bersitatap, aku mendapati wajah terhenyak cowok itu, seakan dia menyadari sesuatu.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *