Cerpen – Melawan Takdir untuk Matahari Terbenam by Marni

Cerpen - Melawan Takdir untuk Matahari Terbenam by Marni

“Bahagia mereka tidak bisa hadir dari materi,” sanggahku.

“Cukup!” bentak salah satu penduduk yang tadi melempar kayu ke arahku.

Cerpen – Melawan Takdir untuk Matahari Terbenam by Marni

“Apa jaminan Anda kalau kami percaya dengan ucapan Anda?”

Ayah Putri mengangkat tangan kanannya, “Apa yang dia ucapkan benar. Saya sudah mengetahui dari lama. Bahwa kampung kita akan digusur,” jawab Ayah dan Bunda Putri serempak.

Mendadak semua penduduk panik.

“Semuanya tenang! Saya seorang Dosen dan saya telah membangun berbagai sekolah dan tempat tinggal. Saya rasa itu cukup untuk kalian semua,” ungkapku dengan tenang. Bukan untuk menyombongkan diri.

“Ka, kami tidak punya uang untuk bayarnya,” ujar Putri sedih.

“Semuanya gratis untuk kalian semua!”

Semua penduduk bersorak bahagia.

“Tapi … ada syaratnya!” Aku tersenyum haru. Semua pasang mata menatapku.

“Biarkan anak kalian sekolah mengejar cita-cita tanpa penekanan dan saya ingin kalian semua bekerja di tempat pengolahan barang daur ulang di tempat saya.”

Aku menatap langit yang begitu cerah dengan air mata yang terus mengalir. “Ya Tuhan. Maaf kali ini aku melawan takdir mereka untuk jauh lebih baik dari sebelumnya.”

“Hari ini saya umumkan! Kampung ini bukan lagi Mentari Terbenam. Tapi, Mentari Terbit! Terbit untuk masa depan yang lebih cerah!” teriak Ayah Putri dengan binar bahagia.

Penulis: Marni

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn